JUARA

http://kushinryu.files.wordpress.com/2008/09/juara.jpg

Suatu ketika, ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba mobil balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, sebab ini adalah babak final. Hanya tersisa empat orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil mainan yang dimiliki. Semuanya buatan sendiri, begitulah peraturannya.

Ada seorang anak bernama Mark. Mobilnya tak istimewa, namun ia termasuk dalam keempat anak yang masuk final. Dibanding semua lawannya, mobilnya yang paling tak sempurna. Beberapa anak menyangsikan kekuatan mobil itu untukberpacu melawan mobil lainnya.

Yah, memang mobil itu tak begitu menarik. Dengan kayu yang sederhana dan sedikit lampu kedip di atasnya, tentu tak sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki mobil mainan lainnya. Namun Mark bangga dengan itu semua, sebab mobil itu buatan tangannya sendiri.

Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobil balap mainan. Setiap anak mulai bersiap di garis start untuk mendorong mobil mereka kencang-kencang. Di setiap jalur lintasan, telah siap empat mobil dengan empat “pembalap” kecilnya.

Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan empat jalur terpisah di antaranya. Namun, sesaat kemudian. Mark meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. IA tampak berkomat kamit seperti sedang berdo’a. Matanya terpejam dengan tangan menengadah memanjatkan do’a. Lalu semenit kemudian ia berkata, “ Ya, aku siap! “

DOR. Tanda telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil itu pun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak sorai, bersemangat menjagokan mobilnya masing-masing. “ Ayo, ayo…. Cepat, cepat…. Maju, maju…… “ begitu teriak mereka. Ahha… sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai.

Dan…… Mark lah pemenangnya. Ya, semuanya senang. Begitu juga dengan Mark. IA berucap dan berkomat-kamit lagi dalam hati, “ Terima kasih “

Saat pembagian piala tiba, Mark maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya “ Hai jagoan, Kamu tadi pasti berdo’a kepada Tuhan agar Kamu menang bukan ? “ Mark terdiam. Lalu ia menjawab, “ Bukan Pak, bukan itu yang aku panjatkan “ kata Mark. Ia lalu melanjutkan, “ Sepertinya tak adil meminta pada Tuhan untuk menolongku mengalahkan orang lain. “
“ Aku hanya memohon pada Tuhan, supaya aku tak menangis jika aku kalah. “

Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah suara gemuruh tepuk tangan yang memenuhi ruangan.


********

Teman, anak-anak tampaknya lebih punya kebijaksanaan disbanding kita semua. Mark tidaklah memohon pada Tuhan untuk menang dalam setiap ujiannya. Mark tidak memohon pada Tuhan untuk meluluskan dan mengatur setiap hasil yang ingin diraihnya.

Anak itu juga tak meminta Tuhan untuk mengabulkan semua harapannya. Ia tak berdo’a untuk menang dan menyakiti yang lainnya. Namun, Mark memohon pada Tuhan agar diberikan kekuatan saat manghadapi itu semua. Ia berdo’a agar diberikan kemuliaan dan mau menyadari kekurangan dengan rasa bangga.

Mungkin, telah banyak waktu yang kita lakukan untuk berdo’a pada Tuhan agar mengabulkan setiap permintaan kita. Terlalu sering juga kita memintapada Tuhan untuk menjadi nomor satu, menjadi yang terbaik, maupun menjadi pemenang dalam setiap ujiannya.

Tetlalu sering kita berdo’a pada Tuhan untuk menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada di depan mata. Padahal, bukankah yang kita butuh adalah bimbinga-Nya, tuntunan-Nya dan panduan-Nya???

Kita sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat.
Kita sering lupa dan sering merasa cengeng dengan kehidupan ini. Tak adakah semangat perjuangan yang mau kita lalui???

Yakinlah, Tuhan memberi kita ujian yang berat bukan untuk membuat kita lemah, dan mudah menyerah. Sesungguhnya Tuhan sedang menguji setiap hamba-Nya yang saleh.
Jadi teman, berdo’alah agar kita selalu tegar dalam menghadapi banyak hal. Berdo’alah agar kita selalu dalam lindungan-Nya saat menghadapi itu semua. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar