Aku Marah dengan Diriku sendiri

Haah...

Kenapa sih Rin selalu ngebuat orang yang Rin sukai selalu marah dan benci sama Rin???

Kenapa rin selalu melakukan tindakan yang selalu menyakiti orang yang Rin Suka????





rin benci dengan diri Rin sendiri, rin benci dengan tindakan Rin tersebut....





Rin sedih dengan keadaan Rin ini,


rin memang bodoh dalam urusan ini....



Tapi, inilah diri Rin sebenarnya, orang yang selalu ingin membuat orang lain gembira namun tanpa sengaja malah menyakitinya.



Sepertinya Rin kembali takut untuk memulai sebuah hubungan. rin ngak ingin orang yang Rin sukai menjadi benci sama RIn, ngak mau ia tersakiti.....


Tapi kenapa, selalu dan selalu...


Rin benar-benar takut, takut akan kehilangan, takut akan dibenci....



Waahh.... Iam Angry With My self....
»»  read more

Thanks to Not love me

Judul yang aneh bukan?? Eits.. Tapi kalian jangan berpikir yang aneh-aneh dulu ya... rin bakal ceritain asal muasal kenapa Rin bikin judul diatas.

Kejadiannya dimulai dimulai pada malam kemarin saat dia sebut aja angel ya or ~^.^~(Id contact number dalam Hp rin yang artinya juga adalah Angel) menelpon Rin, seperti biasa hari itu dia menelpon Rin dan menceritakan kegiatan-kegiatan yang dilakuinnya hari itu.

Setelah berbicara beberapa lama tiba-tiba dia nyela dan minta maaf karena ada telepon masuk yang harus diangkat, dan bilang akan kembali menelepon ngak dalam ngak beberapa lama lagi. Yap, akhirnya rin iyain aja dan bilang ngak apa-apa.

Setelah ditunggu beberapa lama 1menit, 5menit, 30menit dan sampai 1jam dia ngak lagi nelpon-nelpon rin. Karena udah Jam 10 malam Rin kira dia udah lupa dan sudah tidur, jadi sambil mendengarkan MP3 player dikamar rin yang gelap itu, tiba-tiba Hp Rin berbunyi dan Id number yang muncul adalah ~^.^~ yang merupakan Id numbernya.

Baru aja teleponnya Rin Angkat dia udah mulai dengan kata permintaan maaf duluan(kayaknya selama ini Rin sudah sering marah-marah ya??), masih belum sempat bicara tiba-tiba ia langsung minta rin agar ngak marah dan janji agar ngak marah. Karena Rin ngak tau apa permasalahannya dan mungkin permasalahan tersebut adalah karena tadi dia memutuskan hubungan telepon rin, so jadinya Rin bilang Rin ngak akan Marah.

Setelah rin bilang gitu akhirnya dia bilang, kalau tadi itu yang menelpon adalah X. "Oooh..!!" (saat itu rin beujar dalam hati), kemudian rin berpikir kalau masalah itu sih Rin ngak mungkin marah takut banget sih. Akan tetapi pernyataan selanjutnya yang ngebuat rin menjadi terdiam, yakni kalau sebut saja pasangan X dan Y menelponnya untuk mengatakan kalau mereka sudah ada didekat Rumahnya, dan meminta dia untuk keluar dan menjemput mereka.

Saat itu Rin bener-bener ngak bisa berkata-kata, perasaan rin saat itu benar-benar kacau, kesal, dan mao marah(kalau aja rin ngak janji ngak bakalan marah pasti udah marah beneran), tapi rin juga berpikir kenapa Rin harus marah, bukanya Rin itu bukan siapa-siapa bagi dia (Ini sungguhan loh.., rin benar-benar udah berpikir kayak gitu)

tapi Gimana ngak sakit hati kalau tahu rumah orang yang kita sukai yang rin aja belum pernah diijinkan dan diundang untuk masuk kedalamnya, tiba-tiba didatangi orang lain yang walaupun cuma dan hanya sebatas teman. Tapi, dasar perasaan rin yang sudah Rusak kali ya, mendengar itu saja perasaan Rin udah begitu terpuruknya... Haah...

Saat rin dalam keadaan yang sudah Hopeless, tiba tiba dia bicara dan bilang satu buah pertanyaan "Sebenarnya Rin tau ngak sih dengan perasaan Rin ke Aku??" dan kemudian dilanjutkannya dengan pernyataan "seharusnya Rin bisa pakai logika untuk dapat menilai perasaannya kepada Rin". Saat dimana rin masih sibuk dengan pikiran rin sendiri untuk mencari jawaban pertanyaan tersebut, dan kemudian rin jawab kalau dia suka sama rin tapi suka sama seperti halnya dia suka sama teman-teman yang lainnya(jawab rin dengan nada datar).

Mendengar hal itu dia bukannya ngejawab malah ngebuat sebuah pertanyaan baru yang bikin Rin tambah bingung, dan saat itu entah berasal dari mana asalnya tiba-tiba mulut Rin berani mengucapkan pertanyaan berikut, "Do you love me??", haks..(rin benar-benar terkejut ketika penyataan itu Rin keluarin) karena rin benar-benar ngak nyangka bisa ngucapin hal tersebut, mana dia minta diulang sampai 2 kali lagi.

Dan tau ngak apa jawabannya yang benar-benar buat rin jadi ngak bisa tidur^_^...


"no, i dont love you....," saat dia ngejawab sperti ini sebnarnya hati Rin sedikit kecewa tapi itu memang resiko, karena rin dengan sudah beraninya menanyakan hal tersebut padanya. Tapi, setelah beberapa waktu kemudian dia melanjutkan "I dont love you but i luph you,"(ini yang rin dengar), saat rin masih mencoba mencerna arti dari kata-kata tersebut dia melanjutkannya perkataannya, bahwa perasaannya saat ini kepada Rin bukanlah sebuah cinta dan lebih dari sekedar rasa suka.


"Perasaan yang sekarang aku rasakan saat ini adalah setingkat dibawah rasa cinta, namun jauh lebih baik dari rasa cinta itu sendiri karena rasa ini akan semakin terus membesar dan berkembang, tidak seperti rasa cinta yang suatu saat akan habis dan menghilang,"fuuhh... mendengar hal tersebut Rin udah ngak bisa ngomong apa-apa lagi...

Rasa getir sebelumnya, tiba-tiba sedikit berkurang. Tapi ngak hilang loh, karena menurut rin semakin besar rasa takut akan kehilangan orang yang kita sukai maka semakin besar rasa suka tersebut kepada dirinya. mungkin perasaan rin ke dia juga sama , sebuah perasaan yang selalu berkembang dan semakin mendalam.

saat ini ungkapan perasaan dari dirinya yang menyatakan kalau rin udah menjadi orang special dalam hidupnya itu sudah cukup.

Yap segitu dulu ceritanya. Rin sebenarnya rada gimana gitu buat nih tulisan tapi rin pengen banget ngebagi perasaan rin dengan seseorang.

So,thanks coz you not love me...., but luph me
»»  read more

Kasmaran

Hmmm... Bingung Nih mo mulai dari mana ceritanya, seperTinya Rin sekarang lagi Kasmaran deh??? Tapi Rin masih bingung dengan PerAsaan rin ini.

Serius deh dalam hidup Rin yang singkat ini sangat sedikit mungkin ngak pernah rin ngalamin perasaan seperti ini. Ok!! rin emang pernah dekat ma beberapa cewek sebelumnya, tapi sebelumnya Rin belum pernah ngerasain hal seperti ini.

Dulu bila Rin dekat ma seorang cewek ampe, n kalo orang lain ngeliat kita bisa disangka udah pacaran. Tapi saat rin ngak pernah merasa takut bila kehilangan atau ditinggalkan...

Dia mo punya cowok apa kagak terserah dia, ngak ada perasaan cemburu sama sekali atau rasa kesal sama sekali..


Mungkin dalam hidup Rin baru Dua kali Rin pernah ngalami perasaan takut kehilangan, perasaan kesal seperti saat ini.


Rin juga bingung kenapa Rin Bisa seperti ini???


Selama ini rin Takut untuk menyukai seseoarang karena Rin selalu ngerasa setiap ada cewek yang Rin sukai, Rin pasti secara ngak sengaja akan menyakitinya. Sehingga dalam diri rin sering kali secara alami selalu mencoba memendam rasa suka itu agar cukup diri Rin sendiri yang menderita.


Tapi sekarang, kenapa bisa-bisanya Rin bersikap seperti ini....


Mungkin karena Rin masih benar-benar bodoh dalam hal ini, tapi yang rin tahu cuma satu saat ini Rin ngak akan melakukan kesalahan untuk kedua kalinya. Walau saat ini mungkin Rin masih bukan siapa-siapa dan belum dapat menjadi sebagai seorang yang special itu sudah cukup, walau itu sedikit menyakitkan karena saat ini Rin sedang Kasmaran....



Ost Kasmaran.mp3



Ost kasmaran Lyrics

mungkin aku kasmaran
terlalu mencintaimu
mungkin kau pun menangis
menangis tentang diriku
oooh … mengapa tak mudah
mencoba hidup berpuisikan namamu
mencintaimu …. melukaimu …
cinta tak harus memiliki
terjadi dalam hidupku ... mengapa ….
mencintaimu …. menemukanmu …
tak pantas harus kumengerti …
kudapat cinta melukai ...
aku … kini …. kasmaran….
»»  read more

Nyanyian Cinta

----------------------- Page 1-----------------------

Habiburrahman El Shirazy
Cairo memasuki musim semi. Pagi yang indah. Langit yang cerah. Orang-orang menatap hari
dengan penuh gairah. Bgitu juga Mahmid. Ia melangkah memasuki gerbang Universitas Al
Azhar dengan semangat membuncah. Fakultas Dakwah di Nasr City demikian ia cintai. Ia
bayangkan hari yang indah penuh barakah. Mata kuliah Sirah Nabawiyyah, Fiqih Dakwah, Fiqh
Al Muqaranah, Qiraah Sab’ah, Syaikh Fahmi Abdullah, Syaikh Yahya Ash Shabrawi, Prof. Dr.
Abdul Aziz Abdih, teman-teman yang sesemangat, seirama dan se-ghirah. Mencintai rasulullah
seutuhnya, tekad membaktikan diri sepenuhnya pada agama Allah. Semuanya menjadi cahaya
dalam dada. Menjadi mentari bagi semangatnya.
“Sebelum diangkat menjadi seorang nabi, Muhammad saw. Telah dikenal sebagai orang
yang paling menjaga amanah di seantero kota Makkah. Shingga beliau diberi gelar Al Amin.
Orang yang sangat bisa dipercaya. Orang yang sangat menjaga amanah. Sifat inilah yang
semestinya dimiliki setiap muslim.”
“Menjaga amanah adalah ruh agama ini. Umur yang diberikan Allah kepada kita adalah
amanah. Langkah kaki kita adalah amanah. Pandangan mata kita adalah amanah. Hidup kita
adalah amanah. Menjaga amanah adalah inti ajaran agama mulia ini. Rasulullah bersabda, Laa
diina liman laa amanita lahu. Tidak beragama orang yang tidak menjaga amanah!…
Hari ini ia mendapatkan penjelasan yang dalam tentang amanah, satu dari empat sifat utama
Rasulullh. Prof. Dr. Abdul Aziz Abduh, Guru Besar Ilmu Dakwah menguraikannya dengan
bahasa yang menghidupkan jiwa. Kampus tertua di dunia ini tiada henti menempa generasi.

* * *

Pukul dua siang ia pulang. Naik bis menuju Ramsis, ia menyewa sepetak kamar di sebuah
rumah tua di kawasan Ramsis. Kamar yang pernah disewa sepupunya yang kini telah menikah
dan punya rumah di daerah Katamea. Tuan rumahnya sangat baik. Tak pernah menagih uang
sewa kamar. Ia sendiri yang sering malu. Malu pada diri sendiri dan tentu malu pada tuan rumah.
Pernah ia tidak bisa bayar sewa rumah enam bulan. Dan pemilik rumah tak jua menagih. Kali ini,
sudah empat bulan ia belum bayar. Otaknya terus berputar dari mana ia akan dapat uang.
Meminta orangtua yang sudah renta sangat tidak mungkin.
Ia hanya selalu yakin bisa membayar. Allah Mahakaya. Sudah tiga puluh lamaran ia
kirimkan ke tempat-tempat yang teriklankan di koran Ahram membuka lowongan. Namun tidak
satu pun panggilan ia dapatkan, apalagi pekerjaan.
Sementara ini, untuk memenuhi kebutuhan harian, ia berjualan buku-buku, majalah dan
kaset-kaset islami di depan masjid Ramsis. Ia tidak bisa menggelar dagangannya setiap waktu.
Sebab harus berbagi dengan jam kuliah. Boleh dikata ia punya kesempatan serius menjajakan
dagangannya hanya pada hari Jumat. Ketika kuliah libur. Keuntungannya menjual buku tak
seberapa.
Ketika bis sasmpai Ramsis ia turun. Seperti biasa ia langkahkan kakinya menuju masjid El
Fath. Ia ingin melepas penat, sambil meunggu Ashar tiba. Ia masuk masjid. Terasa teduh.
Masjid-masjid di Cairo selalu meneduhkan. Ia pilih sebuah tiang. Duduk, dan menyandarkan
punggungnya, ke tiang. Tas hitamnya ia lepas. Ia letakkan di samping kanan. Kedua kakinya ia
selonjorkan. Perlahan matanya memejam, namun pikirannya tetap melayang-layang. Dari mana
ia akan dapatkan uang. Dari mana ia akan bayar sewa kontrakan. Ya Allah, mohon berikan aku
jalan.

----------------------- Page 2-----------------------

Azan Ashar berkumandang. Ia bangkit. Harus segera turun sebelum orang mulai banyak. Ia
harus buang air kecil dan ambil wudlu. Ia turun menuju kamar kecil. Benar. Orang mulai banyak.
Belasan kamar kecil tertutup. Untung masih ada satu yang terbuka. Kosong. Ia masuk. Ia tutup
pintunya. Di pintu ia temukan tas hitam kumal tergantung.
“Ada yang lupa membawa barangnya.” Gumamnya.
Di mana-mana, di muka bumi ini, barang tertinggal di kamr kecil sudah jamak dan biasa. Di
kamar kecil masjid Annur Abbasea ia pernah menemukan kaca mata tertinggal. Di kamar kecil
masjid Sayyeda Zaenab ia pernah menemukan bungkusan plastik hitam. Ternyata isinya dua kilo
ikan tuna. Dan pemiliknya ternyata seorang mahasiswa dari Indonesia yang baru saja belanja di
pasar Sayyeda Zaenab. Entah kenapa ia sering menemukan barang-barang yang tertingglal di
kamar kecil.
Ia ambil tas itu, lalu keluar dan berteriak ke arah orang-orang yang sedang berwudlu, “Ada
yang merasa memiliki tas ini!”
Tak ada yang menjawab.
Sekali lagi ia berteriak, “Perhatian! Maaf, ada yang merasa memiliki tas ini. Aku temukan
tergantung di kamar kecil nomor tiga belas.”
“Pemiliknya mungkin sudah naik ke atas.” Sahut seseorang.
“Serahkan saja pada pengurus masjid. Siapa tahu nanti pemiliknya mencari!” Sahut yang
lain.
“ Ya, serahkan saja pada pengurus masjid, biar nanti setelah shalat diumumkan.”
“Baik.”
Ia langsung bergegas ke tempat pengurus masjid. Menyerahkan tas itu dan ihwal
penemuannya. Pengurus masjid yang berjenggot lebat itu tersenyum ramah dan berkata,
“Bukankah kau yang biasa berjulan buku di depan?”
“Benar paman.”
“Siapa namamu?”
“Mahmud. Lengkapnya Mahmud Ali El Kayyis.”
“Apa yang kau lakukan sangat tepuji. Sesuai dengan namamu. Tidak semua orang yang
menemukan tas berusaha disampaikan yang berhak dan yang berwenag mengurusinya.
Aku bangga padamu. Semoga Allah memberkahi perbuatanmu, Anakku. Kau telah menunaikan
amanah, dan insya Allah akan kami tunaikan amanah ini!”
Ia kembali turun untuk memenuhi hajatnya yang tertunda.

* * *

Usai shalat, pengurus masjid El Fath mengumumkan perihal ditemukannya tas hitam. Jika
ada yang merasa memilikinya harap menemui imam masjid.
Ia lega mendengar pengumuman itu. Berharap apa yang dilakukannya berpahala. Apapun isi
tas itu, pasti yang punya merasa akan bahagia mendapatkannya kembali. Seperti saat ia lupa
buku diktatnya tertinggal di masjid kampus. Ia benar-benar lupa saat itu. Sebelum shalat ia
letakkan buku diktatnya di antara lemari tempat penyimpanan mushaf. Usai shalat ia langsung
cabut pulang. Malamnya saat hendak membaca ulang tidak ia dapati bukunya. Barulah ia ingat,
bukunya tertinggal di masjid. Ia sangat sedih. Buku itu sangat berharga baginya. Bagi sementara
orang harganya mungkin murah. Tak seberapa. Tapi bagi dirinya yang serba kekurangan, buku
itu sangat mahal. Sangat berharga. Pagi harinya ia bersegera ke kampus langsung ke masjid. Dan
tidak ia temui bukunya di atas lemari. Ia sempat meneteskan airmata.

----------------------- Page 3-----------------------

“Oh siapakah yang mengambil bukuku? Untuk apa?”
Ia coba beranikan bertanya pada seorang mahasiswa yang biasa menjaga masjid. Mahasiswa
itu tersenyum dan berkata “Mari ikut saya!”
Mahasiswa itu mengajaknya masuk ke ruang pengurus. Lalu mengambil sesuatu di rak.
Sebuah buku.
“Inikah bukumu itu?”
“Benar.” Jawabnya dengan penuh suka cita.
“Ambilah, Saudaraku. Apapun yang berada di rumah Allah ini insya Allah aman.”
Ia sangat bahagia saat itu. Benar-benar bahagia. Ia seperti terlepas dari kesulitan besar. Saat
ia memegang kembali bukunya ia merasa menjadi orang paling bahagia diatas muka bumi ini.
Ia berharap pemilik tas itu juga akan merasakan hal yang sama.

* * *

Hari berikutnya ia kembali kuliah. Dengan semangat. Dan seperti biasa mampir di masjid
Ramsis untuk shalat Ashar. Usai shalat, pengurus masjid mengumumkan bahwa kemarin
ditemukan tas hitam itu tergantung di kamar kecil. Jika ada yang merasa memiliki boleh
menghubungi imam. Ia mafhum bahwa pemilikinya belum mengembilnya. Namun ia sangat
lega, dengan mendengar pengumum itu ia jadi sangat yakin bahwa orang-orang masjid sangat
bisa dipercaya, sangat bisa diandalkan keamanahannya.
Usai shalat, ia bergegas ke kontrakannya. Ia ingin menggelar dagangan bukunya. Bakda
Maghrib ada pengajian Syaikh Sya’rawi. Biasanya jamaah membludak. Semoga di antara
mereka ada yang berminat membeli buku dagangannya, terutama buku-buku yang ditulis Syaikh
Sya’rawi yang dikenal sangat merakyat dan dalam ilmunya.
Begitu sampai kontrakan. Ia langsung mandi. Cepat sekali. Ganti pakaian. Pakai minyak
wangi pemberian Rahmi, teman karibnya satu kampus yang suka jual minyak. Dua kardus besar
ia letakan di kedua bahunya. Sebuah tikar plastik ia selipkan antara kardus dan kepalanya. Terasa
sangat berat. Tapi inilah hidup. Inilah jihad. Dan jika sudah terbiasa jadi terasa ringan-ringan
saja. Ia turuni tangga. Sebab kamarnya ada di lantai tiga. Lalu berjalan melewati lorong-lorong
sempit. Menyusuri trotoar. Melewati deretan gedung perkantoran. Sampai di depan Bank Ahli ia
turunkan kardusnya. Ia kelelahan.
Setelah cukup ia lanjutkan perjalanan. Menyeberang jalan. Sebuah sedan merah melaju
kencang. Nyaris menyerempet kaki kanannya. Ia beristighfar sementara sopir sedan mengumpat-
umpat tidak karuan. Empat menit kemudian ia sampai di tujuan. Trotoar depan masjid El Fath
Ramsis. Ia turunkan pelan-pelan dua kardusnya. Ia gelar tikar. Lalu ia tata dan ia susun buku
dagangannya sedemikian rupa. Demikian juga kaset-kaset dan majalah. Buku-buku Syaikh
Sya’rawi ia susun semenarik mungkin di bagian paling depan. Sehingga tampak menonjol dan
memikat hati yang melihatnya.
Senja mulai pekat. Langit memerah di sebelah barat. Lampu-lampu kota mulai menyala.
Orang-orang mulai deras berdatangan. Hatinya riang. Sudah delapan buku yang terjual.
Semuanya buku fatwanya Syaikh Sya’rawi. Keuntungan masing-masing buku tiga pound.
Sebelum Maghrib ia sudah dapat dua puluh empat pound. Ia tersenyum.
“Alhamdulillah ya Rabb.” Pujinya pada Tuhan yang memberi rejeki.
Ia lalu berharap jika Syaikh Sya’rawi tiap hari memberi ceramah di masjid Ramsis. Atau ada
seratus ulama seperti Syaikh Sya’rawi, dan semuanya menulis buku. Lalu semuanya memberikan
ceramah masjid Ramsis, tempatnya menggelar dagangan. Jika tiap hari ia bisa untung dua pukuh
lima pound

----------------------- Page 4-----------------------

saja, maka dalam satu bulan ia akan punya masukan paling tidak tujuh ratus lima puluhan pound.
Dan itu sangat cukup untuk membayar sewa kamar, makan, ongkos bis, dan buku. Bahkan ia
bisa menargetkan kapan menikah. Ah kenapa ia tiba-tiba berpikir menikah.
“Ya Kapten, lau samah, bikam syarith dzai?”1
Suara seorang perempuan membuyarkan lamunannya. Ia mengarahkan matanya ke asal
suara. Hatinya bergetar sesaat. Di hadapannya seorang gadis berparas elok berjilbab putih
berjongkok sambil memegang sebuah kaset. Ya, kaset ceramah Syaikh Sya’rawi berjudul: Al
Mar’ah Ash-Shalihah. Satu detik matanya beradu dengan mata gadis itu. Ia menangkap
kecantikannya.mata yang bundar dan bening. Muka yang bersih dengan tahi lalat di dagu kirinya.
Ia segera menahan matanya, mengalihkannya ke kaset yang di pegang gadis itu.
“E… sab’ah junaihat.”2
“Ghali awi!”3
“La ya anisah, hadza jaded.”4
“Arba’ah mumkin?”5 Gadis itu menawar.
“Musy mumkin, afwan.”6
“Khamsah la azid.”7
“Masyi.”8
Gadis itu mengambil kaset dan memasukannya ke dalam tas, lantas mengeluarkan lima
pound. Ia mengambil uang itu seraya mengucapkan, “Terima kasih, Nona.”
Setelah gadis itu berlalu ia raba hatinya. Masih ada getaran. Ia jadi berpikir, kenapa ia baru
mengangankan nikah, tiba-tiba langsung ada gadis di hadapannya. Gadis yang membuat hatinya
bergetar. Apakah ini tanda-tanda.
“Ah, astaghfirullah, aku tak mau dijebak setan!” cepat-cepat ia menolak
pikirannya.bukankah sudah tidak terhitung gadis berjilbab yang membeli dagangannya? Di
antara mereka bahkan banyak yang lebih cantik dari gadis tadi. Kenapa tiba-tiba ia harus
bergetar, harus merasa sesuatu yang lain?
Saat Maghrib tiba masjid telah penuh. Ia merasa tidak perlu masuk masjid. Cukup
menggelar koran dan ikut shalat jamaah di samping dagangannya. Usai shalat Syaikh Sya’rawi
memberikan ceramahnya. Berkali-kali tasbih dan kalimat tauhid terdengar gemuruh dari para
pendengar. Di tengah-tengah asyiknya mendengarkan ceramah. Sambil sesekali melayani
pembeli tba-tiba seorang lelaki berjenggot bermuka ramah mendatanginya. Lelaki itu tak lain
adalah salah satu pengurus masjid El Fath.
“Apa kabarmu Nak? Laris?”
“Alhamdulillah, saya baik. Rejeki hari ini juga baik.”
“Syukur kalau begitu. E, begini Nak….”
“Ya, Paman. Ada apa?”
“Ada yang punya perlu denganmu. Jika kau tidak keberatan. Habis shalat Isya datanglah ke
kantor pengurs masjid.”
“Perlu apa ya kira-kira, Paman?”
“Insya Allah baik untukmu. Bisa?”
“Insya Allah, Paman.”

* * *

Syaikh Sya’rawi memberikan siraman penyejuk jiwa sampai Isya. Beliau juga mengimami
shalat Isya. Acara ceramah beliau disiarkan langsung ke seluruh penjuru Timur Tengah oleh
sebuah stasiun televisi. Usai shalat, Mahmud sibuk dengan para pembeli bukunya. Semua buku

----------------------- Page 5-----------------------

tulisan Syaikh Sya’rawi ludes. Kaset ceramah beliau tersisa tiga. Buku-buku yang lain juga
banyak dibeli. Ketika masjid mulai sepi, ia mengemasi dagangannya.
“Ini sungguh hari yang penuh keberuntungan.” Katanya pada diri sendiri. Separo bukunya
terjual. Ia menaksir keuntungannya hari itu kira-kira seratus empat puluh pound.
“Lumayan, bisa untuk menyelamatkan muka. Bisa untuk membayar sewa kamar dua bulan.”
Gumamnya pada diri sendiri.
Setelah mengikat kardusnya ia melangkah ke masjid. Ia bawa barang dagangannya ke
masjid. Ia letakkan di balik pintu masuk, lalu menuju salah satu ruang yang digunakan sebagai
kantor para pengurus. Di sana ada beberapa orang yang berkumpul. Ia mengetuk pintu memberi
salam. Yang ada di situ serentak menjawab salam. Sekilas ia kitarkan pandangan. Tak ada
Syaikh Sya’rawi. Mungkun telah diantar pulang.
“Nak Mahmud, silakan duduk.” Lelaki berjenggot bermuka ramah mempersilakan duduk.
“Terima kasih.” Jawabnya. Ia lalu duduk di kursi yang masih kosong.
“Diakah pemuda itu?” Seorang lelaki setengah baya berwajah bersih tiba-tiba berkata sambil
memandang kearah Mahmud.
“Benar, dialah orangnya.” Jawab lelaki berjenggot bermuka ramah.
Mahmud yang merasa dirinya jadi obyek pembicaraan spontan bertanya,
“Kalian membicarakan aku?”
“Iya Nak Mahmud. Seperti yang saya sampaikan bakda shalat Maghrib tadi. Ada orang yang
perlu denganmu. Ceritanya begini, bapak ini adalah Tuan Ragib Ali Ridhwan Hamid Ghazali.
Beliaulah pemilik tas hitam yang kautemukan. Beliau ingin berterima kasih padamu.” Lelaki
berjenggot bermuka ramah menjlaskan.
“Benar Nak Mahmud. Saya sangat berterima kasih padamu. Sebagai rasa terima kasih, saya
ingin memberikan sesuatu padamu. Nilainya mungkin tidak seberapa tapi semoga menjadi tanda
syukur. Karena siapa yang tidak berterima kasih pada manusia dia tidak berterima kasih kepada
Allah.” Kata lelaki setengah baya berwajah bersih bernama Ragab itu.
Mahmud belum sempat mengucapkan sepatah kata, namun Tuan Ragab telah berdiri dan
mengulurkan amplop kepadanya. Dengan spontan Mahmud menolaknya seraya berkata,
“Sebentar Tuan Ragab. Kemarin itu saya hanya menunaikan amanah karena Allah. Itu saja.
Itu sudah menjadi kewajiban saya sebagai seorang muslim. Jadi, rasanya tidak semestinya saya
menerima yang berlebih. Tidak perlu berterima kasih atas sebuah kewajiban. Bersyukurlah pada
Allah.”
“Iya. Kau benar. Tapi tolong terimalah tanda terima kasih saya padamu Nak. Terima kasih
saya atas amanah yang kautunaikan.” Desak Tuan Ragab.
“Maaf, janganlah Tuan memaksa saya untuk menerima
sesuatu sebagai imbalan kewajiban yang harus saya tunaikan.
Tolong, saya hanya melakukan karena Allah. Tolong. Saya sampaikan empati saya atas sikap
Tuan yang hendak berterima kasih pada saya. Saya terima ungkapan terima kasihnya. Tapi tidak
untuk sesuatu yang hendak Bapak berikan pada saya. Sekali lagi jangan paksa saya!”
Tuan Ragab memandang kepada lelaki imam masjid yang hanya dengan diam saja sejak
tadi. Sang imam mengisyaratkan dengan gelengan kepala dan telapak tangannya agar dia jangan
memaksa.
“Baiklah aku tak bisa memaksa. Tapi apakah kau tahu isi tas hitam itu?” kata Tuan Ragab.
Mahmud menggelengkan kepala seraya berkata, “saya sama sekali tidak membukanya.”
“Aku percaya kamu tidak membukanya karena isinya masih utuh semua. Untung kamu tidak
membukanya, kalau kamu membukanya setan mungkun akan memperdaya kamu agar kamu

----------------------- Page 6-----------------------

tidak menunaikan amanah dengan sebenar-benarnya. Lihatlah Nak Mahmud, ini isinya.”
Tuan Ragab lalu mengeluarkan isi tas hitam. Pertama-tama koran bekas yang telah lecek.
Bungkusan plastik hitam. Sebuah kantong kain berwarna hijau tua. Buku agenda. Dan sebuah
pena hitam yang ujungnya kuning keemasan.
“Kelihatannya tak ada yang istimewa kan? Tapi ini adalah setengah perjalanan hidupku.”
Kata Tuan Ragab. Dia lalu mengambil bungkusan plastik hitam dan mengeluarkan isinya. Dua
bundel dollar Amerika.
“Jumlahnya tiga puluh ribu dollar.” Kata Tuan Ragab. Ia lalu meraih kantong hijau tua dan
mengeluarkan isinya: seuntai kalung emas permata dengan bandul permata mulia berwarna
merah tua yang sangat indah.
“Ini nilainya tiga ratus ribu dollar. Baru saya beli dari Madrid untuk hadiah keberhasilan
putriku semata wayang menghafalkan Al-Quran.”
Tuan Ragab lalu beralih ke buku agendanya. Agendanya itu berkancing. Ia buka dan ia
pegang selembar kertas seraya berkata dengan mata berkaca-kaca,
“Ini cek dari seorang kolega di Port Said. Nilainya tujuh ratus tujuh puluh lima ribu pound.
Inilah isi tas hitam lusuh ini Nak Mahmud, apakah aku tidak pantas memberikan sesuatu padamu
sebagai ungkapan terima kasih.”
Semua yang hadir di ruangan itu diam dan takjub. Semua baru tahu isi sebenarnya tas hitam
kumal itu. Imam masjid dan pengurus masjid saat memeriksa tas itu hanya membuka agendanya.
Mencatat keterangan yang ada di biodata di halaman depan. Yang tertulis hanya nama pemilik,
tanggal lahir. Tidak ada alamat dan keterangan yang lainnya.
Mereka tidak sampai memeriksa beberapa berkas yang ada di agenda itu. Juga tidak
memeriksa isi kantung hijau tua dan bungkusan plastik. Begitu ada yang mengaku memiliki tas
itu. Mereka mengujinya dengan menanyakan kartu identitas. Ketika nama dan data dalam kartu
identitas sama dengan yang tertulis di dalam buku agenda dan bisa menyebutkan isi tas secara
umum. Maka mereka percaya dialah pemiliknya. Dan memang sejak diumumkan tidak ada satu
orang pun yang mengaku. Sampai datang Tuan Ragab menanyakan kepada pengurus masjid
perihal tas hitam kumalnya yang tertinggal saat buang air kecil.
“Allah yang mengatur semua. Alhamdulillah saya bisa mengamalkan ilmu dan menunaikan
amanah. Saya ingin murni karena Allah. Jangan paksa saya,” Kata Mahmud lirih.
“Jadi kau benar-benar tidak ingin menerima amplop ini?”
“Jangan paksa saya, saya mohon.”
“Aku sungguh bangga padamu Nak Mahmud. Baiklah aku tidak akan memaksa lagi. Namun
aku tetap ingin mengungkap-kan rasa syukurku. Kepada yang hadir di ruangan ini saksikanlah
aku sedekahkan cek senilai tujuh ratus tujuh puluh lima ribu pound untuk anak yatim dan fakir
miskin. Pengelolaannya saya serahkan pada pengurus masjid. Pahalanya semoga terlimpahkan
pada semua orang beriman yang menunaikan amanah dengan benar.”
Kata-kata Tuan Ragab membuat hati yang hadir di ruangan itu bergetar. Mahmud bersyukur
dalam hati bahwa ia bisa mempertahankan prinsipnya. Di akhir pertemuan Tuan Ragab
membagikan kartu namanya. Saat bersalaman dengan Mahmud beliau mencium kening anak
muda itu sebagai tanda cinta dan penghormatan.

* * *

Hari berikutnya Mahmud menceritakan apa yang dialaminya dengan Tuan Ragab perihal tas
hitam kumal itu pada sahabat karibnya Ramhi. Dan Ramhi menanggapinya dengan emosi,
“Emang sewa kamarmu sudah kau lunasi!?”

----------------------- Page 7-----------------------

“Belum.” Jawab Mahmud.
“Kau sungguh bodoh! Sok suci! Sok ikhlas! Miskin tapi sok kaya! Apa sih beratnya
menerima tanda terima kasih. Mungkin itu bisa jadi modal kamu usaha. Kamu itu sungguh
manusia aneh. Bayar sewa kamar saja nunggak berbulan-bulan tapi sok
malaikat. Sok tidak butuh uang. Dasar kolot, tolol, bahlul,
primitif! Sini berikan padaku kartu namanya biar aku cari Tuan Ragab itu dan aku ambilkan
bagianmu.”
Mahmud menggelengkan kepala.
“Kenapa tidak?!” Sengit Ramhi.
“Lelaki sejati tidak akan menjilat ludahnya!”
“Bah! Dasar prtimitif kolot! Jika kau masih mem-pertahankan kekolotan prinsip-prinsipmu
di era global seperti ini, kau tidak akan survive! Kau akan binasa terlindas realitas!”
“Allah bersama orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.”
Dengan muka kesal Ramhi meninggalkan Mahmud sambil bergumam,
“Semoga kau dapat petunjuk wahai manusia lugu yang kolot!”

* * *

Bumi terus berputar. Matahari terus terbit di timur dan tenggelam di barat. Tak pernah
berhenti. Hari berganti hari. Setelah empat tahun kuliah Mahmud berhasil menyelesaikan
kuliahnya di Fakultas dengan nilai mumtaz. Ia terpilih sebagai terbaik pertama di angkatannya.
Selesai kuliah ia tidak pulang kampung, tapi mencoba bertahan di Cairo. Ia sangat ingin lanjut
pascasarjana. Namun ia merasa perlu kemapanan ekonomi.
Suatu hari di awal musim dingin ia pergi ke kampus.ia kangen dengan kampus. Ia ingin
menemui beberapa teman satu angkatannya yang belum lulus sambil refresing menyegarkan
pikiran. Di pintu gerbang ia berpapasan dengan Prof. Dr. Abdul Aziz Abduh. Mahmud
menyalaminya dengan penuh takzim.
“Mahmud, sudah dua minggu ini aku mencarimu. Nanti jam satu siang datanglah ke ruang
kerjaku.”
Kata-kata Prof. Dr. Abdul Aziz Abduh itu sangat menyejukkan hatinya. Jika ia dicari-cari
seorang guru besar yang sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya seperti beliau maka itu suatu
keberkahan. Suatu tanda akan datangnya kebaikan-kebaikan.
“Insya Allah, Doktor.” Jawabnya singkat.
Tepat jam satu kurang tiga menit ia masuk ruang kerja Prof. Dr. Abdul Aziz Abduh dengan
terlebih dahulu mengucapkan salam.
“Wa’alaikumussalam. Duduklah Mahmud! Kau tepat waktu Mahmud. Aku senang.”
“Ada yang bisa saya bantu Doktor?”
“Begini Mahmud, aku mau bertanya padamu, mau tidak kamu mengamalkan ilmumu?”
“Tentu Doktor. Bukankah ilmu harus diamalkan?”
“Mau tidak kamu berjuang dan berdakwah?”
“Tentu doctor. Itu adalah kewajiban seorang muslim.”
“Rasanya aku tidak salah memanggil kamu. Begini, ada sebuah daerah di pelosok selatan
Mesir yang sangat membutuhkan seorang dai. Maukah kamu diutus ke sana. Sebagai utusan
resmi Al Azhar. Semua biaya Al Azhar yang menanggung. Kau juga akan dapat gaji. Kau tidak
selamanya di sana. Hanya dua tahun. Setelah itu kau akan aku usahakan dapat beasiswa untuk
lanjut S2. bagaimana?”
Mendengar penjelasan Prof. Dr. Abdul aziz Abduh, hati Mahmud gerimis.

----------------------- Page 8-----------------------

“Saya wakafkan diri saya untuk dakwah, Doktor. Untuk dakwah saya siap ditempatkan dan
diutus di mana saja.”
“Aku bangga mendengarnya, Anakku. Bersiap-siaplah.
Surat-suratnya akan aku urus. Minggu depan kamu berangkat, insya Allah. Dan ingat kamu
berangkat ke medan dakwah yang tidak ringan.”
“Mohon doanya, Doktor.”
“Hayyakallah ya Bunayya.”9
“Amin.”

* * *

Minggu berikutnya, setelah menempuh perjalanan panjang dari Cairo ke Asyyut dengan
kereta dan disambung dengan angkot sampailah Mahmud ke sebuah desa. Turun dari angkot ia
masih harus berjalan kaki setengah kilo untuk mencapai perkampungan di mana dia ditugaskan.
Begitu sampai ia langsung rumah imam masjid.
Seorang petani memberi petunjuk,
“Datangilah rumah yang bercat hijau. Di halamannya ada seekor keledai sedang ditambat.
Dari sini kira-kira seratus meter. Setelah kebun korma.”
Ia bergegas ke sana. Dengan mudah ia temukan rumah itu. Ia ketuk pintu. Seorang lelaki tua,
berumur tujuh puluhan keluar. Ia berbincang dengannya penuh takzim, menjelaskan
kedatangannya dan menyerahkan surat tugas. Lelaki tua itu mempersilakan masuk rumahnya,
menyambutnya dengan penuh
suka cita, “Alhamdulillah surat permohonan saya ke bagian dakwah Al Azhar dikabulkan. Saya
sangat bahagia. Saya berharap kau betah di desa ini dan bisa jadi penerang di desa kami.”
“Kalau boleh tahu siapa nama Imam?”
“Ah, sebenarnya saya merasa tidak pantas menjadi imam. Bacaan Al-Quran saya masih
belum benar. Karena tidak ada yang lain jadi terpaksa saya menjadi imam. Nama saya Raghib.
Nanti bakda shalat Maghrib kau akan kukenalkan pada jamaah masjid. Setelah itu kau akan
kuajak berkunjung ke rumah para pemuka masyarakat desa ini. Mereka semua pasti akan senang
dengan keberadaanmu di sini.”
“Semoga Allah memudahkan semuanya.”
Sejak hari itu mulailah perjuangan dakwah Mahmud benar-benar merasakan beban yang
tidak ringan. Masyarakat di desa itu masih ada yang buta huruf. Masih ada yang belum bisa baca
Al-Quran. Masih banyak yang belum mengerti ajaran Islam dengan benar.selama ada di desa itu,
ia diangkat menjadi imam menggantikan Pak Raghib yang menjadi imam sementara. Ia menjadi
rujukan, tempat bertanya masalah agama. Bahkan masalah sosial. Masyarakat begitu percaya
padanya sebagai lulusan Al Azhar di Cairo. Anak-anak juga sangat lekat padanya. Mereka
antusias belajar Al-Quran padanya. Seringkali Mahmud membuat acara yang sangat
mengasyikan bagi mereka. Kematangannya ketika aktif di kepanduan sebelum masuk kuliah
sangat berharga.
Genap satu tahun, Mahmud seolah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat
desa itu. Pengajian umum yang ia
buka di masjid setiap hari Jumat pagi dihadiri oleh ribuan orang. Tidak hanya masyarakat dessa
itu namun juga desa-desa sekitarnya.
Namun lazimnya sebuah dakwah, tidaklah mulus begitu saja. Sudah beberapa kali nyawanya
terancam oleh mereka yang merasa keberadaan Mahmud sangat membahayakan mereka.
Mereka sebuah mafia kecil yang secara diam-diam menanam ganja di tengah-tengah kebun

----------------------- Page 9-----------------------

mereka. Mereka adalah bagian dari jaringan pengaedar narkotika di kawasan Mesir Selatan. Ulah
mereka belum terendus pihak kepolisian. Kehadiran Mahmud yang berpendidikan dianggap
sangat membahayakan. Beberapa kali Mahmud hendak dilenyahkan namun gagal.
Mafia kecil itu terus mencari cara membinasakan imam muda ini. Akhirnya mereka sepakat
untuk menghabisi Mahmud dengan rekayasa dan fitnah.
“Begini, agaknya imam muda ini banyak disukai anak-anak gadis. Kita manfaatkan hal ini
untuk membinasakannya. Kita pernah dengar dulu di Bani Israel ada seorang ahli ibadah yang
namanya Barshisha. Dan ia hancur karena perempuan. Bagaimana kalau kita gunakan cara setan
itu untuk membinasa- kan imam muda ini.” Seorang anggota mafia berambut keriting
mengajukan usul.
“Boleh. Riilnya bagaimana?” Ketua mafia menyahut.
“Begini Bos,” Kata lelaki berambut keriting, “Saya telah amati kegiatan imam muda itu dua
minggu penuh. Juga saya bertanya banyak hal tentangnya ke para penduduk. Imam muda itu
punya pengajian rutin Tafsir Jalalin di masjid tiap hari malam Ahad. Tempatnya di masjid
selatan desa. Dia pulang dan pergi tidak pernah sendirian. Jadi kalau kita gunakan kekerasan
justru berbahaya.”
“Terus gimana membinasakan dia?” Sahut sang ketua tidak sabar.
“Begini Bos, kita fitnah dia. Penduduk desa ini paling anti dan paling murka terhadap orang
yang mengotori anak gadisnya. Saya dapat informasi ada seorang anak gadis yang sangat suka
apa saja asal dapat imam muda ini. Setahu saya, imam muda ini
sampai di rumahnya dari pengajian Tafsir Jalalain jam setengah dua belas malam. Kita akan
manfaatkan Sadia. Kita seolah membantu Sadia, namun Sadia harus ikut skenario kita. Dan harus
menjaga rahasia. Begitu Bos.”
“Lha terus riil memanfaatkan Sadia itu gimana, Keriting?”
“Begini Bos, saat si imam muda itu pergi mengaji Tafsir Jalalain, diam-diam dengan cara
yang tidak diketahui orang kita datangi rumah imam itu lewat belakang. Kita ajak Sadia ikut
serta. Kita congkel pintu belakang, kita minta Sadia masuk dalam rumah imam itu. Sadia harus
bersembunyi. Ketika imam itu nanti pulang dan tidur pulas. Sadia harus tidur di samping imam
itu. Satu ranjang kalau perlu dengan pakaian yang tampak acak-acakan. Saat itulah kita grebek,
kita kerahkan orang kampung. Pada saat kita grebek Sadia harus memeluk imam muda itu kuat-
kuat, menangis dan menjerit-jerit. Dengan demikian hancurlah imam muda itu. Ia akan dilempari
batu seperti anjing kurap oleh seluruh penduduk kampung. Akan diusir.”
Sang ketua manggut-manggut mengerti.
“Apa Sadia mau. Pasti mau bos. Dia sudah masuk perngkap kita. Sekarang dia sudah ikut
pakai ganja sebab kakaknya juga bagian dari kelompok kita.”
“Bagus. Segera jalankan rencanamu dengan matang. Ajak dan provokasi para pemuda yang
tidak suka dengan imam sok suci itu!”

* * *

Sore itu Mahmud asyik membuat acara permainan dengan anak-anak di sebuah kebun
korma. Tiba-tiba seorang anak berteriak,
“Imam… imam itu ada ular !”
Mahmud langsung melihat ke arah yang ditunjuk si anak. Ya ada seekor ular cobra yang
sangat berbahaya. Ia minta anak-anak menyingkir. Di kepanduan ia pernah belajar mengatasi
ular. Sepuluh menit kemudian Mahmud telah berhasil meringkus ular itu dengan kain yang ia
gunakan untuk tikar.

----------------------- Page 10-----------------------

“Jangan takut ini ularnya sudah tertangkap.”
Anak-anak gembira.
“Imam memang hebat. Di sini belum pernah ada seorang pun yang berani menangkap ular
cobra. Kepala desa yang dulu meninggal katanya karena dipatuk ular cobra.” Kata anak yang tadi
berteriak.
Sore itu kabar imam muda menangkap ular cobra langsung tersiar ke seluruh penjuru desa.
Seorang petani separo baya mendatangi Mahmud dan menasihati,
“Imam, jangan main-main dengan cobra. Lebih baik langsung di bunuh saja!”
“Saya tidak main-main kok, Paman. Ular ini sengaja tidak saya bunuh sebab besok pagi saya
ingin membawanya ke dokter untuk diambil serumnya. Serum itu bisa jadi obat jika kelak ada
penduduk desa ini digigit ular berbisa ini. Jangan kuetir, Paman.”
Setelah faham petani itu tersenyum dan minta diri. Mahmud memasukkan ular itu ke dalam
kantong goni lalu mengikatnya dan meletakannya di ruang belakang rumahnya.
Setelah Maghrib, Mahmud membaca tafsir yang akan dia sampaikan untuk pengajian rutin.
Bakda Isya ia berangkat ke masjid selatan desa untuk menyampaikan pengajian.sementara
kelompok mafia mulai menjalankan rencananya. Sebagian mereka sudah mampu menyebar
fitnah dan meyakinkan
sebagian penduduk desa bahwa si imam muda itu tak lain adalah seekor srigala busuk. Imam
muda itu telah mengotori desa dan menodai kesucian gadis desa, di antara korban yang sedang
dalam cengkeramannya adalah Sadia.
Sebagian yang lain ada yang menyebar desas-desus ke kalangan ibu-ibu. Mereka minta ibu-
ibu melihat apa yang akan terjadi malam nanti. Malam nanti akan ketahuan siapa sebenarnya
imam muda yang selama ini dipuji-puji itu.
Di sebuah rumah, Sadia telah siap dengan segala fitnahnya.
“Suratku tak pernah ditanggapinya. Malam ini imam sok suci itu akan tahu siapa Sadia. Dia
akan tunduk di telapak kakiku.” Gumamnya.
Tepat pukul sepuluh Sadia dan lelaki berambut keriting berhasil masuk rumah Mahmud
lewat pintu belakang. Sadia berpakaian setengah telanjang. Ia benar-benar sudah kehilangan rasa
malunya. Di luar rumah ketua mafia bersiaga penuh dengan beberapa anak buahnya. Beberapa
anak buah yang lain bertugas membawa para pemuda pada saat yang tepat.
Tepat pukul sebelas Mahmud pulang diantar oleh seorang pemuda. Setelah pemuda itu
pamit, Mahmud masuk rumah. Ia tidak masuk ke kamarnya tapi duduk di ruang tamu. Ia belum
mengantuk. Ia ingin membaca Fiqhus Sunnah yang ditulis oleh Sayyid Sabiq.
Sastu jam kemudian, terdengar teriakan yang sangat gaduh di luar rumahnya. Teriakan itu
mencaci-maki dirinya. Pintu rumahnya digedor dengan sangat keras.
“Ayo seret imam pezina itu!”
“Telanjangi Mahmud serigala itu! Arak dia biar jadi pelajaran!”
Belum sempat ia beranjak dari tempat duduknya, pintu itu telah terbuka. Didobrak. Mahmud
berdiri kaget. Kitab Fiqhus Sunnah masih ditangannya. Orang-orang masuk dengan marah. Yang
paling depan adalah ketua mafia. Mata Mahmud beradu dengan matanya. Ketua mafia agak
gentar, tidak seperti yang direncanakn. Tidak ada suara merengek atau tangis Sadia. Ke mana
Sadia? Namun ia tidak kehabisan akal. Ia langsung menggertak.
“Di mana Sadia kausembunyikan, Bangsat!”
Mahmud tidak gentar, “Siapa Sadia?”
“Jangan sok tidak tahu. Sadia yang kauzinai setiap malam!”
Mahmud kaget, “Apa zina? Aku mezinai Sadia? Astagh-firullah. Na’udzubillah. Jangan

----------------------- Page 11-----------------------

sembarangan kau bicara! Menuduh zina adalah kriminal!”
Jangan banyak bacot. Langsung seret saja pemuda ini. Sadia adalah korbannya ia telah
menodai gadis lugu itu. Ayo seret dia!”
Para pemuda yang emosi langsung bergerak memegang tangan Mahmud. Mahmud melawan
dengan menampar mereka. Terjadi pergulatan. Tiba-tiba terdengar teriakan keras, “Berhenti!
Ada apa ini?”
Ternyata suara kepala desa. Di belakangnya ada beberapa orang polisi. Rupanya kepala desa
mencium gerakan para pemuda. Ia ingin menegakan hukum, siapa pun yang salah harus diadili
sesuai hukum, makanya ia mengundang polisi. Sebelum Mahmud angkat bicara, ketua mafia
angkat bicara dan meluncurkan tuduhan dan fitnahnya. Panjang lebar, dan dengan suara sangat
meyakinkan,
“Beberapa kali aku melihat dia dan Sadia berbuat mesum!”
Mahmud emosi, “Dia bohong! Dia memfitnah! Ini fitnah!”
“Aku bahkan pernah melihat tengah malam Sadia menutup
jendela kamar rumah ini, dalam keadaan telanjang dada dan di belakangnya si jahannam ini
mendekapnya mesra!” cerocos ketua mafia.
“Sudah diam kamu Bandot! Tuduhan kamu harus kamu buktikan!” Bentak kepala desa.
“Akan aku buktikan! Aku yakin Sadia sedang terlelap di salah satu ruangan di rumah ini
setelah dibius srigala ini! Ayo kita geledah!” Sahut ketua mafia mantap.
Ia bergerak. Beberapa orang bergerak. Pak kepala desa, dua polisi dan Mahmud mengikuti.
Mahmud hanya pasrah kepada Allah. Kamar pertama digeledah, tak ada apa-apa. Kamar kedua
juga. Kamar ketiga, yang tak lain kamar tidur Mahmud digeledah. Dengan sangat teliti. Almari
dibuka. Kolong ranjang diteliti tak ada apa-apa. Wajah ketua mafia merah. Ia marah. Dalam hati
ia mendesis, “Di mana kau Sadia? Kurang ajar kamu! Kamu telah mempermainkanku. Awas aku
cincang kamu!”
Ketua mafia itu lalu mengajak menggeledah ke ruang belakang yang tak lain adalah dapur
dan kamar mandi. Ruang belakng itu gelap. Beberapa orang menyorotkan senternya. Sinar senter
itu menerangi ruangan. Di atas lantai orang-orang terkesima dengan pemandangan yang merekaa
lihat. Dua orang anak manusia lain jenis diam tak bergerak dalam posisi yang sangat memalukan.
Tubuh keduanya telanjang.
“Itu Sadia!” teriak seorang pemuda.
“Lha itu yang menidihnya siapa?” Tanya seseorang.
Kepala mafia pucat.
“Itu si kerempeng. Anak bejat dari kampung utara!”
Polisi melihat keduanya.
“Inna lillahi wa inna ilahi raaji’un. Keduanya sudah tidak
bernyawa. Ada gigitan ular di kaki kedua manusia jalang ini. Kata polisi itu.
Kepala desa langsung berkata pada ketua mafia, dan ia tidak tahu kalau yang ia ajak bicara
adalah seorang ketua pengedar narkotika,
“Hai Bandot, berarti kau salah lihat. Yang berbuat mesum bersama sadia itu bukan Mahmud.
Tapi si pemuda keriting ini. Saya tahu persis siapa Mahmud. Sejak dia datang sampai sekarang
saya tahu persis akhlaknya. Memang rumah ini sering ditinggalkannya kalau malam untuk
mengisi pengajian. Jadi sering kosong. Kelihatannya itu dimanfaatkan dua manusia itu. Karena
mereka merasa aman melakukannya di sini. Tapi Allah tidak ingin membiarkan hal ini berlanjut
terus.”
“Ya aku bersaksi Mahmud bersih dari tuduhan keji itu. Kenyataan di depan mata kita telah

----------------------- Page 12-----------------------

membuktikannya. Memang sejak satu minggu ini ada yang menyebar desas-desus tidak sedap
tentang imam muda kita. Dan malam ini semuanya jelas.” Sahut seorang ibu-ibu yang ikut
menyaksikan kejadian itu.
Dalam hati Mahmud bersyukur telah selamat dari fitnah. Ia merasa ada makar yang ingin
mencelakainya di balik kejadian menggegerkan desa malam ini, dan Allahlah yang
menggagalkan.
Penduduk desa, juga Mahmud tak ada yang tahu, apa yang dilakukan Sadia dan Pemuda
Keriting setelah masuk rumah Mahmud. Setan telah membakar nafsu mereka berdua di tempat
gelap itu karena pengaruh ganja yang mereka hisap. Tangan pemuda itu tidak sadar membuka
ikatan karung goni yang berisi ular saat sedang berasyik masyuk. Saat jantung berdegup
kencang. Tanpa mereka sadari ular itu memaruk kaki mereka.
Jantung terus berdegup. Racun mematikan pun menyebar dengan cepat. Dan tamatlah riwayat
mereka berdua. Makar yang mereka buat membinasakan mereka sendiri.

* * *

Peristiwa malam itu berbuntut panjang. Kakak Sadia yang juga anggota mafia kecil itu tidak
bisa teerima atas kematian adiknya. Ia tahu persis adiknya adalah korban dari makar busuk ketua
mafia.
Diam-diam ia mendatangi kantor polisi dan membocorkan rahasia yang selama ini ia
pendam. Ia juga mendatangi kepala desa, dan membocorkan semua yang ia tahu, termasuk makar
fitnah untuk membinasakan sang imam muda, Mahmud, pada malam itu.
Polisi bergerak cepat. Seluruh anggota mafia di desa itu dan desa-desa sekitarnya di tangkap.
Bahkan jaringan yang lebih besar di Mesir selatan segera digulung. Kepala desa mengum-pulkan
warganya dan menjelaskan lebih detil tentang makar fitnah itu. Penduduk desa semakin
mencintai Mahmud.
Tak terasa sudah sembilan belas bulan Mahmud berdakwah di desa itu. Sudah cukup banyak
perubahan. Anak-anak sudah fasih baca Al Quran. Para orang tua sudah memahami isi aqidah
Thahawiyyah, Fiqh Sunnah, dan inti risalah Islam. Sebuah balai serba guna didirikan di samping
masjid.
Tiga bulan lagi tugasnya usai. Ia ingin kembali ke Cairo dan melanjutkan S2. Ia hendak
menyampaikan hal itu pada kepala desa, agar tidak mengejutkan kepergiannya. Usai shalat
Maghrib ia membicarakn hal itu pada kepala desa dan beberapa pengurus
masjid, termasuk Pak Raghib yang sangat dihormati. Apa yang ia sampaikan ditanggapi dengan
keharuan dan tetesan airmata. Kepala desa berkata dengan mata berkaca,
“Kami sangat mencintaimu Nak Mahmud. Kami sebenarnya ingin Nak Mahmud tinggal di
sini. Atau lebih lama di sini. Namun semua kembali pada Nak Mahmud. Kami tidak bisa dan
tidak berhak memaksa. Namun ada satu permintaan kami yang kami sangat berharap Nak
Mahmud tidak menolaknya.”
“Apa itu?” Tanya Mahmud.
“Bicaralah Paman Raghib.”
“Begini Nak Mahmud. Saya punya cucu. Satu-satunya. Tidak cucu langsung, tapi cucu
kakak saya yang telah meninggal karena kecelakaan, setengah tahun sebelum kau datang kemari.
Akulah satu-satunya keluarganya. Aku sudah tua. Sejak kecil ia hidup di desa ini. Sejak kecil.
Meski ayah-ibunya tinggal di kota Thanta, ia tinggal di sini. Bersama kami. Karena ia memang
dilahirkan di sini. Setiap dibawa ke Thanta ia sakit. Tapi jika dibawa ke sini ia sembuh.
“Boleh dikata cucu saya itu, menurut pengakuan orang-orang di desa ini adalah gadis

----------------------- Page 13-----------------------

tercantik dan terpandai. Dialah satu-satunya gadis yang menghafal Al-Quran. Menghafal Al-
Quran dengan kemauannya sendiri. Cucu saya ini juga bisa dikatakan orang paling kaya di desa
ini. Selain mewarisi kekayaan ayahnya di Thanta, ia juga mewarisi kekayaan kakeknya, yaitu
kakak saya. Tanggung jawab saya adalah menikahkannya dengan pemuda yang saleh, bertakwa,
berilmu dan bertanggung jawab. Saya merasa kau sangat tepat. Saya berani menjamin ia gadis
yang salehah. Sekarang sedang kuliah di Al azhar Banat, Cairo, tahun kedua. Ini permohonan
saya. Dan saya berharap tidak kamu tolak. Saya akan sangat merasa aman jika dia dalam
naungan lelaki saleh sepertimu.”
Perkataan Pak Raghib membuatnya kaget dan terkesima. Lidahnya susah digerakkan. Ia
diam. Semua yang ada dalam pembicaraan itu diam. Suasana hening sesaat. Akhirnya ia berhasil
menggerakan lidah dan bibirnya,
“Sa… saya akan istikharah dulu.”

* * *

Tiga kali ia istikharah. Setiap kali istikharah ia tidur. Dan dalam tidur selalu bermimpi
membaca Al Quran surat Ar Ruum ayat 21. Ia sangat yakin, itu ilham agar ia segera menikah.
Akhirnya ia menyampaikan jawaban ‘menerima tawaran itu’ pada Pak Raghib. Jawaban
Mahmud menerbitkan airmata haru lelaki itu.
Minggu berikutnya diadakan acara ta’aruf antara Mahmud dan cucu Pak Raghib itu. Acara
dihadiri kepala desa. Mahmud hanya bisa menunduk dengan hati dan jantung berdebar-debar.
Darah mudanya meluap. Ia penasaran. Seperti apa rupa gadis yang katanya paling pilihan di desa
ini.
Istri Pak Raghib mengeluarkan minuman dan makanan. Gadis itu tidak ikut keluar. Setelah
berbincang-bincang cukup lama. Pak Raghib berkata,
“Ya Hafshah keluarlah!”
Tak lama kemudian seorang gadis berjilbab panjang putih bersih keluar. Iaduduk di samping
istri Pak Raghib.
“Nak Mahmud, ini Hafshah cucuku.” Kata Pak Raghib.
Mahmud mengangkat muka ke arah wajah gadis itu. Si gadis juga melakukan hal yang sama.
Dan….
Subhanallah! Ia teringat peristiwa dua tahun yang lalu. Peristiwa di musim semi, saat ia
berjualan buku. Gadis ini bukankah? Ya, persis! Mata yang bundar dan bening. muka yang
bersih dengan tahi lalat di dagu kirinya. Si gadis agaknya juga kaget. Cukup lama mereka
berpandangan.
“Agak aneh. Apa kalian pernah saling kenal?” Pak Raghib menangkap gelagat. Gadis itu
diam. Mahmud mencoba mengingat kejadian itu. Ia bergumam,
“Masjid El Fath, Ramsis. Kaset Syaikh Sya’rawi berjudul: Al Mar’ah Ash-shalihah.”
Gadis itu tiba-tiba menyambung lirih,
“Ya kapten, lau samah, bikam syarith dza?
E….sab’ah junaihat!
Lu ya anisah, hadza jaded.
Arba’ah mumkin?
Musyi mumkin, afwan.
Khamsah la azid.
Masyi.”
Mahmud terhenyak, gadis itu masih ingat dialog tawar menawar kaset itu dua tahun yang

----------------------- Page 14-----------------------

lalu. Sebelum Mahmud bicara gadis itu menjelaskan dengan detail pertemuan dua tahun yang
lalu. Pertemuan yang setelah itu tidak bertemu lagi kecuali saat ta’aruf itu.
Paman Raghib dan semua yang hadir mafhum. Ia lalu membahas lebih dalam. Hafshah dan
Mahmud sama-sama rida. Hari pernikahan pun ditentukan.

* * *

Musim semi yang penuh barakah. Pagi yang indah. Langit yang cerah. Orang-orang menatap
hari dengan penuh gairah. Begitu juga Hafshah dan Mahmud. Pagi hari Jumat itu berlangsung
akad nikah di desa bersuka cita. Anak-anak mendendangkan lagu kebahagiaan dan cinta.
Rumah tua yang ditempati Mahmud ternyata adalah rumah tempat Hafshah dulu dilahirkan.
Rumah itu telah direnovasi. Dicat kembali. Kamar pengantin dihias indah dan wangi.
Malam usai shalat Isya Mahmud masuk kamar. Sang isteri telah menanti. Kali ini tidak
berjilbab. Mahmud terhenyak ketika melihat kalung permata yang dipakai Hafshah. Kalung emas
permata dengan bandul permata mulia berwarna merah tua yang sangat indah. Ia memandangi
kalung itu lama sekali.
Hafshah heran dan bertnya,
“Ada apa denganmu, Suamiku? Kenapa wajahmu pucat dan matamu berkaca-kacaa saat kau
melihat kalung permata ini?”
Mahmud berkaca-kaca, dan berkata,
“Jika mataku tidak silap. Aku pernah melihat kalung mutiara ini dua tahun yang lalu.
Pemiliknya mengatakan kalung ini dibeli dari Madrid untuk hadiah putri semata wayangnya
yang baru hafal Al-Quran.”
Mendengar hal itu Hafshah terisak. Ia teringat cerita ayahnya almarhum. Terbata- bata ia
berkata,” Jadi kaukah yang menemukan tas hitam lusuh di kamar kecil masjid Al Fath itu?
Kaukah yang menolak pemberian tanda terima kasih dari pemiliknya itu?”
Mahmud kaget, “Kau tahu peristiwa itu? Dari mana kau tahu peristiwa itu?”
“Kau ingat nama Ragab Ali Ridhwan Hamid Ghazali.”
“Ya. Itu pemilik tas itu?”
“Beliau adalah ayahku.”
“Ayahmu?”
“Ya.”
“Subhanallah. Ketika namamu disebut dalam akad nikah Hafshah binti Ragab Ali Ridhwan
Hamid Ghazali. Aku tidak pernah berpikiran nama pemilik tas hitam lusuh itu. Sebab betapa
banyak nama Ragab di Mesir ini.”
“Hari itu aku datang ke masjid El Fath bersama ayah. Aku asyik melihat buku-buku. Ayah
yang bertanya ke pengurus masjid. Ketika ayah bilang tasnya telah ditemukan masih utuh aku
sangat bahagia. Sementara ayah menunggu di masjid bakda shalat Isya, aku memilih langsung
istirahat ke hotel. Setengah sepuluh ayah masuk hotel sambil menangis. Aku bertanya pada ayah
ada apa. Ayah menjawab, ‘Yang menemukan tas ayah yang sangat berharga ini adalah seorang
pemuda yang sangat menjaga keikhlasan dan sangat menjaga amanah. Aku akan merasa bahgia
jika Allah berkenan menjodohkan dirimu dengannya.’ Suamiku, apakah kautahu apa yang
kulakukan saat mendengar perkataan ayah itu?”
“Aku tak tahu? Apa yang kaulakukan?”
“Dalam hati aku berdoa kepada Allah, jika pemuda itu memang benar-benar saleh dan
menjaga amanah semoga kelak ia benar-benar menjadi jodohku. Dan Allahu akbar! Allah

----------------------- Page 15-----------------------

mengabulkan doaku.”
“Allahu akbar. Saat itu aku menolak amplop pemberian ayahmu. Dan ternyata Allah
menyiapkan yang lebih berharga dari itu.”
“Ya. Aku dan segala yang kumiliki sekarang ada dalam kuasamu.”
“Aku merasa musim semi ini benar-benar penuh barakah.”
Hafshah mendekat dan meletakkan kepalanya dalam dada Mahmud. Sesaat, suasana haru
dan indah memenuhi kamar pengantin. Kedua makhluk Allah itu larut dalam rasa syukur yang
dalam dan panjang. * * *

1 Kapten, maaf, berapa harga kaset ini?
2 Tujuh pound.
3 Mahal sekali.
4 Tidak nona, ini baru.
5 Empat, mungkin.
6 Tidak mungkin, afwan.
7 Lima (pound), tak akan aku tambah.
8 Okay.
9 Semoga Allah selalu menjagamu, memberimu keberhasilan hidup wahai anakku.
»»  read more

Pudarnya Pesona Cleopatra

----------------------- Page 1-----------------------

PUDARNYA PESONA CLEOPATRA

Dengan panjang lebar ibu menjelaskan, sebenarnya sejak ada dalam kandungan aku telah
dijodohkan dengan Raihana yang tak pernah kukenal. “Ibunya Raihana adalah teman
karib ibu waktu nyantri di pesantren Mangkuyudan Solo dulu,” kata ibu.

“Kami pernah berjanji,jika dikarunia anak berlainan jenis akan besanan untuk
memperteguh tali persaudaraan. Karena itu ibu mohon keikhlasanmu,” ucap beliau
dengan nada mengiba.
Dalam pergulatan jiwa yang sulit berhari-hari, akhirnya aku pasrah. Aku menuruti
keinginan ibu. Aku tak mau mengecewakan ibu. Aku ingin menjadi mentari pagi di
hatinya, meskipun untuk itu aku harus mengorbankan diriku.

Dengan hati pahit kuserahkan semuanya bulat-bulat pada ibu. Meskipun sesungguhnya
dalam hatiku timbul kecemasan-kecemasan yang datang begitu saja dan tidak tahu
alasannya. Yang jelas aku sudah punya kriteria dan impian tersendiri untuk calon istriku.
Aku tidak bisa berbuat apa-apa berhadapan dengan air mata ibu yang amat kucintai. Saat
khitbah (lamaran) sekilas kutatap wajah Raihana, benar kata Aida adikku, ia memang
baby face dan anggun. Namun garis-garis kecantikan yang kuinginkan tak kutemukan

sama sekali.

Adikku, tante Lia mengakui Raihana cantik, “Cantiknya alami, bisa jadi bintang iklan
Lux lho, asli !” kata tante Lia. Tapi penilaianku lain, mungkin karena aku begitu hanyut
dengan gadis-gadis Mesir titisan Cleopatra, yang tinggi semampai, wajahnya putih jelita,
dengan hidung melengkung indah, mata bulat bening khas Arab, dan bibir yang merah.
Di hari-hari menjelang pernikahanku, aku berusaha menumbuhkan bibit-bibit cintaku
untuk calon istriku, tetapi usahaku selalu sia-sia.

Aku ingin memberontak pada ibuku, tetapi wajah teduhnya meluluhkanku. Hari
pernikahan datang. Duduk di pelaminan bagai mayat hidup, hati hampa tanpa cinta,

----------------------- Page 2-----------------------

Pestapun meriah dengan empat group rebana. Lantunan shalawat Nabipun terasa
menusuk-nusuk hati. Kulihat Raihana tersenyum manis, tetapi hatiku terasa teriris-iris
dan jiwaku meronta. Satu-satunya harapanku adalah mendapat berkah dari Allah SWT
atas baktiku pada ibuku yang kucintai. Rabbighfir li wa liwalidayya!

Layaknya pengantin baru, kupaksakan untuk mesra tapi bukan cinta, hanya sekedar
karena aku seorang manusia yang terbiasa membaca ayat-ayatNya. Raihana tersenyum
mengembang, hatiku menangisi kebohonganku dan kepura-puraanku.

***

Tepat dua bulan Raihana kubawa ke kontrakan dipinggir kota Malang. Mulailah
kehidupan hampa. Aku tak menemukan adanya gairah. Betapa susah hidup berkeluarga
tanpa cinta. Makan, minum, tidur, dan shalat bersama dengan makhluk yang bernama
Raihana, istriku, tapi Masya Allah bibit cintaku belum juga tumbuh. Suaranya yang
lembut terasa hambar, wajahnya yang teduh tetap terasa asing.

Memasuki bulan keempat, rasa muak hidup bersama Raihana mulai kurasakan, rasa ini
muncul begitu saja. Aku mencoba membuang jauh-jauh rasa tidak baik ini, apalagi pada
istri sendiri yang seharusnya kusayang dan kucintai. Sikapku pada Raihana mulai lain.
Aku lebih banyak diam, acuh tak acuh, agak sinis, dan tidur pun lebih banyak di ruang
tamu atau ruang kerja. Aku merasa hidupku ada lah sia-sia, belajar di luar negeri sia-sia,
pernikahanku sia-sia, keberadaanku sia-sia.

Tidak hanya aku yang tersiksa, Raihanapun merasakan hal yang sama, karena ia orang
yang berpendidikan, maka diapun tanya, tetapi kujawab, “tidak apa-apa koq mbak,
mungkin aku belum dewasa, mungkin masih harus belajar berumah tangga.”

Ada kekagetan yang kutangkap di wajah Raihana ketika kupanggil ‘mbak’, “Kenapa Mas
memanggilku mbak, aku kan istrimu, apa Mas sudah tidak mencintaiku,” tanyanya
dengan guratan wajah yang sedih.

----------------------- Page 3-----------------------

“Wallahu a’lam,” jawabku sekenanya. Dengan mata berkaca-kaca Raihana diam
menunduk, tak lama kemudian dia terisak-isak sambil memeluk kakiku, “Kalau Mas
tidak mencintaiku, tidak menerimaku sebagai istri, kenapa Mas ucapkan akad nikah?”

“Kalau dalam tingkahku melayani Mas masih ada yang kurang berkenan, kenapa Mas
tidak bilang dan menegurnya, kenapa Mas diam saja, aku harus bersikap bagaimana
untuk membahagiakan Mas, kumohon bukalah sedikit hatimu untuk menjadi ruang bagi
pengabdianku, bagi menyempurnakan ibadahku di dunia ini,” Raihana mengiba penuh
pasrah.
Aku menangis menitikkan air mata, bukan karena Raihana tetapi karena kepatunganku.
Hari terus berjalan, tetapi komunikasi kami tidak berjalan. Kami hidup seperti orang
asing tetapi Raihana tetap melayaniku, menyiapkan segalanya untukku.

***

Suatu sore aku pulang mengajar dan kehujanan, sampai di rumah habis maghrib, bibirku
pucat, perutku belum kemasukkan apa-apa kecuali segelas kopi buatan Raihana tadi pagi.
Memang aku berangkat pagi karena ada janji dengan teman. Raihana memandangiku
dengan khawatir.

“Mas tidak apa-apa,” tanyanya dengan perasaan kuatir. “Mas mandi dengan air panas
saja, aku sedang menggodoknya, lima menit lagi mendidih,” lanjutnya. Aku melepas
semua pakaian yang basah. ”Mas airnya sudah siap,” kata Raihana. Aku tak bicara
sepatah katapun, aku langsung ke kamar mandi, aku lupa membawa handuk, tetapi
Raihana telah berdiri di depan pintu membawa handuk. ”Mas aku buatkan wedang jahe.”
Aku diam saja. Aku merasa mulas dan mual dalam perutku tak bisa kutahan.

Dengan cepat aku berlari ke kamar mandi dan Raihana mengejarku dan memijit-mijit
pundak dan tengkukku seperti yang dilakukan ibu. “Mas masuk angin. Biasanya kalau
masuk angin diobati pakai apa, pakai balsam, minyak putih, atau jamu?” tanya Raihana
sambil menuntunku ke kamar. ”Mas jangan diam saja dong, aku kan tidak tahu apa yang

harus kulakukan untuk membantu Mas”.

----------------------- Page 4-----------------------

“Biasanya dikerokin,” jawabku lirih. “Kalau begitu kaos mas dilepas ya, biar Hana
kerokin,” sahut Raihana sambil tangannya melepas kaosku. Aku seperti anak kecil yang
dimanja ibunya. Raihana dengan sabar mengeroki punggungku dengan sentuhan
tangannya yang halus.
Setelah selesai dikerokin, Raihana membawakanku semangkok bubur kacang hijau.
Setelah itu aku merebahkan diri di tempat tidur. Kulihat Raihana duduk di kursi tak jauh
dari tempat tidur sambil menghafal Al Quran dengan khusyu. Aku kembali sedih dan
ingin menangis, Raihana manis tapi tak semanis gadis-gadis Mesir titisan Cleopatra.

Dalam tidur aku bermimpi bertemu dengan Cleopatra, ia mengundangku untuk makan
malam di istananya. “Aku punya keponakan namanya Mona Zaki, nanti akan aku
perkenalkan denganmu,” kata Ratu Cleopatra. “Dia memintaku untuk mencarikannya
seorang pangeran, aku melihatmu cocok dan berniat memperkenalkannya denganmu.”
Aku mempersiapkan segalanya. Tepat pukul 07.00 aku datang ke istana, kulihat Mona
Zaki dengan pakaian pengantinnya, cantik sekali. Sang ratu mempersilakan aku duduk di
kursi yang berhias berlian.

Aku melangkah maju, belum sempat duduk, tiba-tiba “Mas, bangun, sudah jam setengah
empat, mas belum sholat Isya,” kata Raihana membangunkanku. Aku terbangun dengan
perasaan kecewa. “Maafkan aku Mas, membuat Mas kurang suka, tetapi Mas belum
sholat Isya,” lirih Hana sambil melepas mukenanya, mungkin dia baru selesai sholat

malam.

Meskipun cuman mimpi tapi itu indah sekali, tapi sayang terputus. Aku jadi semakin
tidak suka sama dia, dialah pemutus harapanku dan mimpi-mimpiku. Tapi apakah dia
bersalah, bukankah dia berbuat baik membangunkanku untuk sholat Isya.

Selanjutnya aku merasa sulit hidup bersama Raihana, aku tidak tahu dari mana sulitnya.
Rasa tidak suka semakin menjadi-jadi. Aku benar-benar terpenjara dalam suasana konyol.
Aku belum bisa menyukai Raihana. Aku sendiri belum pernah jatuh cinta, entah kenapa

----------------------- Page 5-----------------------

bisa dijajah pesona gadis-gadis titisan Cleopatra.

***

“Mas, nanti sore ada acara aqiqah di rumah Yu Imah. Semua keluarga akan datang
termasuk ibundamu. Kita diundang juga. Yuk, kita datang bareng, tidak enak kalau kita
yang dieluk-elukan keluarga tidak datang,” suara lembut Raihana menyadarkan
pengembaraanku pada Jaman Ibnu Hazm. Pelan-pelan ia letakkan nampan yang berisi
onde-onde kesukaanku dan segelas wedang jahe.

Tangannya yang halus agak gemetar. Aku dingin-dingin saja. “Maaf..maaf jika
mengganggu Mas, maafkan Hana,” lirihnya, lalu perlahan-lahan beranjak meninggalkan
aku di ruang kerja. “Mbak! Eh maaf, maksudku D..Din..Dinda Hana!,” panggilku dengan
suara parau tercekak dalam tenggorokan.

“Ya Mas!” sahut Hana langsung menghentikan langkahnya dan pelan-pelan
menghadapkan dirinya padaku. Ia berusaha untuk tersenyum, agaknya ia bahagia
dipanggil ‘dinda’. Matanya sedikit berbinar. “Te..terima kasih Di..dinda, kita berangkat
bareng kesana, habis sholat dhuhur, insya Allah,” ucapku sambil menatap wajah Hana
dengan senyum yang kupaksakan.

Raihana menatapku dengan wajah sangat cerah, ada secercah senyum bersinar di
bibirnya. “Terima kasih Mas, Ibu kita pasti senang, mau pakai baju yang mana Mas, biar
dinda siapkan? Atau biar dinda saja yang memilihkan ya?” Hana begitu bahagia.

Perempuan berjilbab ini memang luar biasa, Ia tetap sabar mencurahkan bakti meskipun
aku dingin dan acuh tak acuh padanya selama ini. Aku belum pernah melihatnya
memasang wajah masam atau tidak suka padaku. Kalau wajah sedihnya ya. Tapi wajah
tidak sukanya belum pernah.

Bah, lelaki macam apa aku ini, kutukku pada diriku sendiri. Aku memaki-maki diriku
sendiri atas sikap dinginku selama ini. Tapi, setetes embun cinta yang kuharapkan

----------------------- Page 6-----------------------

membasahi hatiku tak juga turun. Kecantikan aura titisan Cleopatra itu? Bagaimana aku
mengusirnya. Aku merasa menjadi orang yang paling membenci diriku sendiri di dunia

ini.

Acara pengajian dan aqiqah putra ketiga Fatimah kakak sulung Raihana membawa
sejarah baru lembaran pernikahan kami. Benar dugaan Raihana, kami dielu-elukan
keluarga, disambut hangat, penuh cinta, dan penuh bangga. “Selamat datang pengantin
baru! Selamat datang pasangan yang paling ideal dalam keluarga!” sambut Yu Imah
disambut tepuk tangan bahagia mertua dan bundaku serta kerabat yang lain. Wajah
Raihana cerah. Matanya berbinar-binar bahagia. Lain dengan aku, dalam hatiku menangis
disebut pasangan ideal.

Apanya yang ideal. Apa karena aku lulusan Mesir dan Raihana lulusan terbaik di
kampusnya dan hafal al-Quran lantas disebut ideal? Ideal bagiku adalah seperti Ibnu
Hazm dan istrinya, saling memiliki rasa cinta yang sampai pada pengorbanan satu sama
lain. Rasa cinta yang tidak lagi memungkinkan adanya pengkhianatan. Rasa cinta yang
dari detik ke detik meneteskan rasa bahagia.

Tapi diriku? Aku belum bisa memiliki cinta seperti yang dimiliki Raihana.

Sambutan sanak saudara pada kami benar-benar hangat. Aku dibuat kaget oleh sikap
Raihana yang begitu kuat menjaga kewibawaanku di mata keluarga. Pada ibuku dan
semuanya tidak pernah diceritakan, kecuali menyanjung kebaikanku sebagai seorang
suami yang dicintainya. Bahkan ia mengaku bangga dan bahagia menjadi istriku. Aku
sendiri dibuat pusing dengan sikapku.

Lebih pusing lagi sikap ibuku dan mertuaku yang menyindir tentang keturunan. “Sudah
satu tahun putra sulungku menikah, koq belum ada tanda-tandanya ya, padahal aku ingin
sekali menimang cucu,” kata ibuku. “Insya Allah tak lama lagi, ibu akan menimang cucu,
doakanlah kami. Bukankah begitu, Mas?” sahut Raihana sambil menyikut lenganku, aku
tergagap dan mengangguk sekenanya.

----------------------- Page 7-----------------------

Setelah peristiwa itu, aku mencoba bersikap bersahabat dengan Raihana. Aku berpura-
pura kembali mesra dengannya, sebagai suami betulan. Jujur, aku hanya pura-pura. Sebab
bukan atas dasar cinta, dan bukan kehendakku sendiri aku melakukannya, ini semua demi
ibuku. Allah Maha Kuasa. Kepura-puraanku memuliakan Raihana sebagai seorang istri.

Raihana hamil. Ia semakin manis.

Keluarga bersuka cita semua. Namun hatiku menangis karena cinta tak kunjung tiba.
Tuhan kasihanilah hamba, datangkanlah cinta itu segera. Sejak itu aku semakin sedih
sehingga Raihana yang sedang hamil tidak kuperhatikan lagi. Setiap saat nuraniku
bertanya, “Mana tanggung jawabmu!” Aku hanya diam dan mendesah sedih. “Entahlah,
betapa sulit aku menemukan cinta,” gumamku.

Dan akhirnya datanglah hari itu, usia kehamilan Raihana memasuki bulan ke enam.
Raihana minta ijin untuk tinggal bersama orang tuanya dengan alasan kesehatan.
Kukabulkan permintaanya dan kuantarkan dia ke rumahnya.

Karena rumah mertua jauh dari kampus tempat aku mengajar, mertuaku tak menaruh
curiga ketika aku harus tetap tinggal di kontrakan. Ketika aku pamitan, Raihana berpesan,
“Mas, untuk menambah biaya kelahiran anak kita, tolong nanti cairkan tabunganku yang
ada di ATM. Aku taruh di bawah bantal, nomor pin-nya sama dengan tanggal pernikahan

kita.”

Setelah Raihana tinggal bersama ibunya, aku sedikit lega. Setiap hari aku tidak bertemu
dengan orang yang membuatku tidak nyaman. Entah apa sebabnya bisa demikian. Hanya
saja aku sedikit repot, harus menyiapkan segalanya. Tapi toh bukan masalah bagiku,

karena aku sudah terbiasa saat kuliah di Mesir.

Waktu terus berjalan, dan aku merasa enjoy tanpa Raihana. Suatu saat aku pulang
kehujanan. Sampai rumah hari sudah petang, aku merasa tubuhku benar-benar lemas.
Aku muntah-muntah, menggigil, kepala pusing dan perut mual. Saat itu terlintas di hati

----------------------- Page 8-----------------------

andaikan ada Raihana, dia pasti telah menyiapkan air panas, bubur kacang hijau,
membantu mengobati masuk angin dengan mengeroki punggungku, lalu menyuruhku
istirahat dan menutupi tubuhku dengan selimut.

Malam itu aku benar-benar tersiksa dan menderita. Aku terbangun jam enam pagi. Badan
sudah segar. Tapi ada penyesalan dalam hati, aku belum sholat Isya dan terlambat sholat
subuh. Baru sedikit terasa, andaikan ada Raihana tentu aku ngak meninggalkan sholat
Isya, dan tidak terlambat sholat subuh.

Lintasan Raihana hilang seiring keberangkatan mengajar di kampus. Apalagi aku
mendapat tugas dari universitas untuk mengikuti pelatihan mutu dosen mata kuliah
bahasa Arab. Diantaranya tutornya adalah professor bahasa Arab dari Mesir. Aku jadi
banyak berbincang dengan beliau tentang Mesir.

Dalam pelatihan aku juga berkenalan dengan Pak Qalyubi, seorang dosen bahasa Arab
dari Medan. Dia menempuh S1-nya di Mesir. Dia menceritakan satu pengalaman hidup
yang menurutnya pahit dan terlanjur dijalani. ”Apakah kamu sudah menikah?” kata Pak
Qalyubi.
“Alhamdulillah, sudah,” jawabku.
“Dengan orang mana?”.
“Orang Jawa.”
“Pasti orang yang baik ya. Iya kan? Biasanya pulang dari Mesir banyak saudara yang
menawarkan untuk menikah dengan perempuan shalehah. Paling tidak santriwati, lulusan
pesantren. Istrimu dari pesantren?”.
“Pernah, alhamdulillah dia sarjana dan hafal Al Quran”.
“Kau sangat beruntung, tidak sepertiku.”
“Kenapa dengan Bapak?” “Aku melakukan langkah yang salah, seandainya aku tidak
menikah dengan orang Mesir itu, tentu batinku tidak merana seperti sekarang”.
“Bagaimana itu bisa terjadi?.”
“Kamu tentu tahu kan gadis Mesir itu cantik-cantik, dan karena terpesona dengan
kecantikanya saya menderita seperti ini. Ceritanya begini, saya seorang anak tunggal dari

----------------------- Page 9-----------------------

seorang yang kaya, saya berangkat ke Mesir dengan biaya orang tua. Di sana saya
bersama kakak kelas namanya Fadhil, orang Medan juga. Seiring dengan berjalannya
waktu, tahun pertama saya lulus dengan predikat jayyid, predikat yang cukup sulit bagi
pelajar dari Indonesia.

Demikian juga dengan tahun kedua. Karena prestasi saya, tuan rumah tempat saya tinggal
menyukai saya. Saya dikenalkan dengan anak gadisnya yang bernama Yasmin. Dia tidak
pakai jilbab. Pada pandangan pertama saya jatuh cinta, saya belum pernah melihat gadis
secantik itu. Saya bersumpah tidak akan menikah dengan siapapun kecuali dia. Ternyata
perasaan saya tidak bertepuk sebelah tangan. Kisah cinta saya didengar oleh Fadhil.
Fadhil membuat garis tegas, akhiri hubungan dengan anak tuan rumah itu atau sekalian
lanjutkan dengan menikahinya. Saya memilih yang kedua.

Ketika saya menikahi Yasmin, banyak teman-teman yang memberi masukan begini,
sama-sama menikah dengan gadis Mesir, kenapa tidak mencari mahasiswi Al-Azhar yang
hafal al-Quran, salehah, dan berjilbab. Itu lebih selamat dari pada dengan Yasmin yang
awam pengetahuan agamanya. Tetapi saya tetap teguh untuk menikahinya. Dengan biaya
yang tinggi saya berhasil menikahi Yasmin.

Yasmin menuntut diberi sesuatu yang lebih dari gadis Mesir. Perabot rumah yang
mewah, menginap di hotel berbintang. Begitu selesai S-1 saya kembali ke Medan, saya
minta agar asset yang di Mesir dijual untuk modal di Indonesia. Kami langsung membeli
rumah yang cukup mewah di kota Medan.

Tahun-tahun pertama hidup kami berjalan baik, setiap tahunnya Yasmin mengajak ke
Mesir menengok orang tuanya. Aku masih bisa memenuhi semua yang diinginkan
Yasmin. Hidup terus berjalan, biaya hidup semakin nambah, anak kami yang ketiga lahir,
tetapi pemasukan tidak bertambah. Saya minta Yasmin untuk berhemat. Tidak setiap
tahun tetapi tiga tahun sekali, Yasmin tidak bisa.

Aku mati-matian berbisnis, demi keinginan Yasmin dan anak-anak terpenuhi. Sawah

----------------------- Page 10-----------------------

terakhir milik Ayah saya jual untuk modal. Dalam diri saya mulai muncul penyesalan.
Setiap kali saya melihat teman-teman alumni Mesir yang hidup dengan tenang dan damai
dengan istrinya. Bisa mengamalkan ilmu dan bisa berdakwah dengan baik. Dicintai
masyarakat. Saya tidak mendapatkan apa yang mereka dapatkan. Jika saya pengin
rending, saya harus ke warung. Yasmin tidak mau tahu dengan masakan Indonesia.

Kau tahu sendiri, gadis Mesir biasanya memanggil suaminya dengan namanya. Jika ada
sedikit letupan, maka rumah seperti neraka. Puncak penderitaan saya dimulai setahun
yang lalu. Usaha saya bangkrut, saya minta Yasmin untuk menjual perhiasannya, tetapi
dia tidak mau. Dia malah membandingkan dirinya yang hidup serba kurang dengan
sepupunya. Sepupunya mendapat suami orang Mesir.

Saya menyesal meletakkan kecantikan diatas segalanya. Saya telah diperbudak dengan
kecantikannya. Mengetahui keadaan saya yang terjepit, ayah dan ibu mengalah. Mereka
menjual rumah dan tanah, yang akhirnya mereka tinggal di ruko yang kecil dan sempit.
Batin saya menangis. Mereka berharap modal itu cukup untuk merintis bisnis saya yang
bangkrut. Bisnis saya mulai bangkit, Yasmin mulai berulah, dia mengajak ke Mesir.
Waktu di Mesir itulah puncak tragedi yang menyakitkan. “Aku menyesal menikah
dengan orang Indonesia, aku minta kau ceraikan aku, aku tidak bisa bahagia kecuali
dengan lelaki Mesir.”

Kata Yasmin yang bagaikan geledek menyambar. Lalu tanpa dosa dia bercerita bahwa
tadi di KBRI dia bertemu dengan temannya. Teman lamanya itu sudah jadi bisnisman,
dan istrinya sudah meninggal.

Yasmin diajak makan siang, dan dilanjutkan dengan perselingkuhan. Aku pukul dia
karena tak bisa menahan diri. Atas tindakan itu saya dilaporkan ke polisi. Yang
menyakitkan adalah tak satupun keluarganya yang membelaku. Rupanya selama ini
Yasmin sering mengirim surat yang berisi berita bohong.

Sejak saat itu saya mengalami depresi. Dua bulan yang lalu saya mendapat surat cerai

----------------------- Page 11-----------------------

dari Mesir sekaligus mendapat salinan surat nikah Yasmin dengan temannya. Hati saya
sangat sakit, ketika si sulung menggigau meminta ibunya pulang.”

Mendengar cerita Pak Qalyubi membuatku terisak-isak. Perjalanan hidupnya
menyadarkanku. Aku teringat Raihana. Perlahan wajahnya terbayang dimataku, tak terasa
sudah dua bulan aku berpisah dengannya. Tiba-tiba ada kerinduan yang menyelinap
dihati. Dia istri yang sangat shalehah. Tidak pernah meminta apapun. Bahkan yang keluar
adalah pengabdian dan pengorbanan. Hanya karena kemurahan Allah aku mendapatkan
istri seperti dia. Meskipun hatiku belum terbuka lebar, tetapi wajah Raihana telah
menyala di dindingnya. Apa yang sedang dilakukan Raihana sekarang? Bagaimana
kandungannya? Sudah delapan bulan. Sebentar lagi melahirkan. Aku jadi teringat
pesannya. Dia ingin agar aku mencairkan tabungannya.

Pulang dari pelatihan, aku menyempatkan ke toko baju muslim, aku ingin
membelikannya untuk Raihana,juga daster, dan pakaian bayi. Aku ingin memberikan
kejutan, agar dia tersenyum menyambut kedatanganku. Aku tidak langsung ke rumah
mertua, tetapi ke kontrakan untuk mengambil uang tabungan, yang disimpan di bawah
bantal. Di bawah kasur itu kutemukan kertas merah jambu. Hatiku berdesir, darahku
terkesiap. Surat cinta siapa ini, rasanya aku belum pernah membuat surat cinta untuk
istriku. Jangan-jangan ini surat cinta istriku dengan lelaki lain. Gila! Jangan-jangan
istriku serong.

Dengan rasa takut kubaca surat itu satu persatu. Dan Rabbi, ternyata surat-surat itu adalah
ungkapan hati Raihana yang selama ini aku zhalimi. Ia menulis, betapa ia mati-matian
mencintaiku, meredam rindunya akan belaianku. Ia menguatkan diri untuk menahan
nestapa dan derita yang luar biasa. Hanya Allah lah tempat ia meratap melabuhkan
dukanya. Dan ya Allah, ia tetap setia memanjatkan doa untuk kebaikan suaminya.
Dan betapa dia ingin hadirnya cinta sejati dariku.

“Rabbi dengan penuh kesyukuran, hamba bersimpuh di hadapan-Mu. Lakal hamdu ya
Rabb. Telah Kau muliakan hamba dengan al-Quran. Kalaulah bukan karena karunia-Mu

----------------------- Page 12-----------------------

yang agung ini, niscaya hamba sudah terperosok ke dalam jurang kenistaan. Ya Rabbi,
curahkan tambahan kesabaran dalam diri hamba,” tulis Raihana.

Dalam akhir tulisannya Raihana berdoa, “Ya Allah inilah hamba-Mu yang kerdil penuh
noda dan dosa kembali datang mengetuk pintu-Mu, melabuhkan derita jiwa ini ke
hadirat-Mu. Ya Allah sudah tujuh bulan ini hamba-Mu ini hamil penuh derita dan
kepayahan. Namun kenapa begitu tega suami hamba tak mempedulikanku dan
menelantarkanku. Masih kurang apa rasa cinta hamba padanya. Masih kurang apa
kesetiaanku padanya. Masih kurang apa baktiku padanya? Ya Allah, jika memang masih
ada yang kurang, ilhamkanlah pada hamba-Mu ini cara berakhlak yang lebih mulia lagi
pada suamiku.

Ya Allah, dengan rahmatMu hamba mohon jangan murkai dia karena kelalaiannya.
Cukup hamba saja yang menderita. Maafkanlah dia, dengan penuh cinta hamba masih
tetap menyayanginya. Ya Allah berilah hamba kekuatan untuk tetap berbakti dan
memuliakannya. Ya Allah, Engkau maha Tahu bahwa hamba sangat mencintainya
karena-Mu. Sampaikanlah rasa cinta ini kepadanya dengan cara-Mu. Tegurlah dia dengan
teguran-Mu. Ya Allah dengarkanlah doa hamba-Mu ini. Tiada Tuhan yang layak
disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau.”

Tak terasa air mataku mengalir, dadaku terasa sesak oleh rasa haru yang luar biasa.
Tangisku meledak. Dalam tangisku semua kebaikan Raihana terbayang. Wajahnya yang
baby face dan teduh, pengorbanan dan pengabdiannya yang tiada putusnya, suaranya
yang lembut, tangannya yang halus bersimpuh memeluk kakiku, semuanya terbayang
mengalirkan perasaan haru dan cinta. Dalam keharuan terasa ada angin sejuk yang turun
dari langit dan merasuk dalam jiwaku. Seketika itu pesona Cleopatra telah memudar
berganti cinta Raihana yang datang di hati. Rasa sayang dan cinta pada Raihan tiba-tiba
begitu kuat mengakar dalam hatiku. Cahaya Raihana terus berkilat-kilat di mata. Aku
tiba-tiba begitu merindukannya. Segera kukejar waktu untuk membagi cintaku dengan

Raihana.

----------------------- Page 13-----------------------

Kukebut kendaraanku. Kupacu kencang seiring dengan air mataku yang menetes
sepanjang jalan. Begitu sampai di halaman rumah mertua, nyaris tangisku meledak.
Kutahan dengan nafas panjang dan kuusap air mataku. Melihat kedatanganku, ibu
mertuaku memelukku dan menangis tersedu- sedu. Aku jadi heran dan ikut menangis.
“Mana Raihana Bu?”. Ibu mertua hanya menangis dan menangis. Aku terus bertanya apa
sebenarnya yang telah terjadi.
“Raihana..., istrimu....istrimu dan anakmu yang di kandungnya”.
“Ada apa dengan dia?”

“Dia telah tiada.”

“Ibu berkata apa!”
“Istrimu telah meninggal seminggu yang lalu. Dia terjatuh di kamar mandi. Kami
membawanya ke rumah sakit. Dia dan bayinya tidak selamat. Sebelum meninggal, dia
berpesan untuk memintakan maaf atas segala kekurangan dan kekhilafannya selama
menyertaimu. Dia meminta maaf karena tidak bisa membuatmu bahagia. Dia meminta
maaf telah dengan tidak sengaja membuatmu menderita. Dia minta kau meridhionya”.
Hatiku bergetar hebat. “Kenapa ibu tidak memberi kabar padaku?”.

“Ketika Raihana di bawa ke rumah sakit, aku telah mengutus seseorang untuk
menjemputmu di rumah kontrakan, tapi kamu tidak ada. Dihubungi ke kampus katanya
kamu sedang mengikuti pelatihan. Kami tidak ingin mengganggumu. Apalagi Raihana
berpesan agar kami tidak mengganggu ketenanganmu selama pelatihan. Dan ketika
Raihana meninggal kami sangat sedih, jadi maafkanlah kami.”

Aku menangis tersedu-sedu. Hatiku pilu. Jiwaku remuk. Ketika aku merasakan cinta
Raihana, dia telah tiada. Ketika aku ingin menebus dosaku, dia telah meninggalkanku.
Ketika aku ingin memuliakannya dia telah tiada. Dia telah meninggalkan aku tanpa
memberi kesempatan padaku untuk sekedar minta maaf dan tersenyum padanya. Tuhan
telah menghukumku dengan penyesalan dan perasaan bersalah tiada terkira.

Ibu mertua mengajakku ke sebuah gundukan tanah yang masih baru di kuburan pinggir
desa. Di atas gundukan itu ada dua buah batu nisan. Nama dan hari wafat Raihana tertulis

----------------------- Page 14-----------------------

disana. Aku tak kuat menahan rasa cinta, haru, rindu dan penyesalan yang luar biasa. Aku
ingin Raihana hidup kembali. Dunia tiba-tiba gelap semua.[]

Potongan dari Novel:
Habiburrahman El Shirazy, Pudarnya Pesona Cleopatra (Novel Psikologi Islam
Pembangun Jiwa)
»»  read more

Mutiara Kata II

orang di utara bilang, gunung itu indah.
aku diam..
orang di selatan bilang, laut itu indah.
aku diam..
orang di timur bilang, bintang itu indah.
aku diam..
orang di barat bilang, permata itu indah.
aku diam..
orang di utara, selatan, timur, barat, diam..
aku bilang, INTAN yg indah. "Rado-Sinetron Intan"

Hidup memang sering tidak adil seringnya kita kecewa dan sesali adanya diri ini yang tak berarti tapi ingatlah dibalik semua itu ada banyak hikmah yang sangat berharga untuk kita lebih dewasa lebih tegar hadapi kepahitan yang kita hadapi dihari esok

Ketika kamu melontarkan sesuatu dalam kemarahan, kata -katamu itu meninggalkan bekas seperti lubang di hati orang lain. Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu. Tetapi, tidak peduli berapa kali kamu meminta maaf, luka itu akan tetap ada. Dan, luka kerana kata - kata adalah sama buruknya dengan luka berdarah.

bukankah cinta menyakitkan? dimana es mencair jika cinta membara,api akan musnah jika cinta berhembus kencang,dan hati terluka jika cinta tak terbalas.

Aku datang hanya untuk memanen kecewa diatas benih cinta yang kau tabur. Jika kecewa ini berluka, aku tak ingin mati sebelum aku melihat kamu merasakan seperti apa kecewa.

“cinta adalah
mengeti tanpa mendengarkan
merasakan tanpa dijelaskan”

cinta………
satu ungkapan yang mudah untuk dilafaz oleh sesiapa sahaja, cinta………
tanpa sempadan untuk dijadikan penghalang…..
cinta……..
tidak kenal akan usia, dan masa……
cinta……..
lahirnya dendan tujuh warna, tujuh rasa, tujuh deria……….
cinta……..
tangis, tawa, gembira, merana,……….
cinta……..
didalamnya ada rindu demdam, duka lara, tangis tawa, ……..
cinta……..
satu ungkapan yang susah untuk dinilai dan dinilai………

cinta memang buta……sesetengah org mengaggap cinta itu mengasyikkan,tp sebenar nya cinta itu buta….cinta seseorg boleh dinilai dgn hati yg ikhlas…cinta itu juga perit…rasa syg thadap seseorg jgn lah dlafazkn sebaliknya buktikan dgn kejujuran dan keikhlasan untuk mencintai seseorg…

Jangan berjanji menyayangi dia untuk selama-lamanya kerana selama-
lamanya bagi anda mungkin akan berakhir keesokkan harinya, tapi
berjanjilah untuk menyayangi dirinya seolah-olah setiap hari itu
adalah hari yang terakhir untuk anda berdua.

apa arti cinta saling melengkapai jika tak harus memilki
apa arti cinta sejati jika harus memilih
walaupun indahnya cinta tak seindah namanya
tapi hidup tanpa cinta bagaikan hidup tanpa impian
»»  read more

Mutiara Kata I

Jangan sesali apa yang sudah pergi. Jangan tangisi apa yang sudah tiada. Tetapi bangkitlah dan bina kembali apa yang telah hilang dan pergi.

Jika anda bekerja semata-mata untuk wang, anda tidak akan menjadi kaya kerananya. Tetapi jika anda menyintai pekerjaan yang anda lakukan itu, kejayaan akan menjadi milik anda ~ Ray Kroc (Pengasas McDonalds)

Kita sering nampak derita hari ini, tapi kita jarang ingat kebahagiaan untuk esok hari, jadi belajar lah untuk menghargai apa yg kita miliki hari ini, kerana kita takkan dapat mencapai penghargaan untuk esoknya jika semuanya telah tiada…..

Komunikasi adalah sesuatu yg mudah, susahnya ialah apabila kita tidak menyebutnya dengan perkataan yg mudah.~T.S Matthews

Masa lalu adalah seperti melihat dari tingkap kaca yang berdebu, segalanya nampak senyap dan tidak pasti.

Mereka yang berjaya bukanlah mereka yang gagal dalam mencuba, bukan juga mereka yang sering gagal tetapi mereka yang tidak pernah gagal mencuba dan terus mencuba sehingga kejayaan yang dikecapi.

Anda mungkin ditipu jika terlalu mempercayai tetapi hidup anda akan terseksa jika tidak cukup mempercayai ~ Frank Crane

Ketika kamu melontarkan sesuatu dalam kemarahan, kata -katamu itu meninggalkan bekas seperti lubang di hati orang lain. Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu. Tetapi, tidak peduli berapa kali kamu meminta maaf, luka itu akan tetap ada. Dan, luka kerana kata - kata adalah sama buruknya dengan luka berdarah.

Dalam hidup, seringkali kita lebih banyak mendapatkan apa yang tidak kita inginkan. Dan ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, akhirnya kita tahu bahawa apa yang kita inginkan terkadang tidak dapat membuat hidup kita menjadi lebih bahagia.

Seandainya kita tidak mampu untuk mengutuskan secebis kesenangan kepada orang lain, berusahalah supaya kita tidak mengirimkan walau sezarah kesusahan kepada orang lain.

Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan. Tetapi sering kali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita.

Kemaafan mungkin amat berat untuk diberikan kepada orang yang pernah melukai hati kita. Tetapi hanya dengan memberi kemaafan sahajalah kita akan dapat mengubati hati yang telah terluka.

Seseorang manusia harus cukup rendah hati untuk mengakui kesilapannya ,cukup bijak untuk mengambil manfaat daripada kegagalannya dan cukup berani untuk membetulkan kesilapannya

Jadikan dirimu bagai pohon yang rendang di mana insan dapat berteduh. Jangan seperti pohon kering tempat sang pungguk melepas rindu dan hanya layak dibuat kayu api.

Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi. Jadilah seperti yang kamu inginkan, kerna kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.

Masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu yang telah dilupakan. Kamu tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupan kamu sampai kamu melupakan kegagalan kamu dan rasa sakit hati.

Doa memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak percaya menjadi percaya dan memberikan keberanian pada orang yang ketakutan

Janganlah berputus asa. Tetapi kalau anda sampai berada dalam keadaan putus asa, berjuanglah terus meskipun dalam keadaan putus asa.

Dunia ini umpama lautan yg luas. Kita adalah kapal yg belayar dilautan telah ramai kapal karam didalamnya..andai muatan kita adalah iman,dan layarnya takwa,nescaya kita akan selamat dari tersesat di lautan hidup ini.

Dalam masyarakat manusia ada binatang jalang tetapi dalam masyarakat binatang tidak ada satu pun manusia jalang -Aristotle

Sahabat sejati adalah mereka yang sanggup berada disisimu ketika kamu memerlukan sokongan walaupun saat itu mereka sepatutnya berada di tempat lain yang lebih menyeronokkan.

Hati yang terluka umpama besi bengkok walau diketuk sukar kembali kepada bentuk asalnya.

Setitik dakwat mampu membuat sejuta manusia berfikir tentangnya.

Waktu kamu lahir, kamu menangis dan orang-orang di sekelilingmu tersenyum.
Jalanilah hidupmu sehingga pada waktu kamu meninggal, kamu tersenyum dan orang-orang di sekelilingmu menangis.

Tanda-tanda orang yang budiman ialah dia akan berasa gembira jika dapat berbuat kebaikan kepada orang lain, dan dia akan berasa malu jika menerima kebaikan daripada orang lain.

Semulia-mulia manusia ialah orang yang mempunyai adab yang merendah diri ketika berkedudukan tinggi, memaaf ketika berdaya membalas dan bersikap adil ketika kuat -Khalifah Abdul Malik Marwan

Supaya engkau beroleh sahabat, hendaklah diri engkau sendiri sanggup menyempurnakan menjadi sahabat orang -Hamka

Sebaik-baik manusia ialah yang diharapkan kebaikannya dan terlindung dari kejahatannya.

Hiduplah seperti lilin menerangi orang lain, janganlah hidup seperti duri mencucuk diri dan menyakiti orang lain

Fikirkan tentang dirimu. Jika satu bangsa telah mula berfikir, tidak ada satu kekuatan pun yang boleh menghentikannya -Voltaire

Semoga kamu mendapat cukup kebahagiaan untuk membuat kamu bahagia, cukup cubaan untuk membuat kamu kuat, cukup penderitaan untuk membuat kamu menjadi manusia yang sesungguhnya, dan cukup harapan untuk membuat kamu positif terhadap kehidupan.

Kita lahir dengan dua mata di depan wajah kita, kerana kita tidak boleh selalu melihat ke belakang. Tapi pandanglah semua itu ke depan, pandanglah masa depan kita.

Kita dilahirkan dengan 2 buah telinga di kanan dan di kiri, supaya kita dapat mendengarkan semuanya dari dua buah sisi. Untuk berupaya mengumpulkan pujian dan kritikan dan memilih mana yang benar dan mana yang salah.

Kita lahir dengan otak di dalam tengkorak kepala kita. Sehingga tidak peduli semiskin mana pun kita, kita tetap kaya. Kerana tidak akan ada seorang pun yang dapat mencuri otak kita, fikiran kita dan idea kita. Dan apa yang anda fikirkan dalam otak anda jauh lebih berharga daripada emas dan perhiasan.

Kita lahir dengan 2 mata dan 2 telinga, tapi kita hanya diberi 1 buah mulut. Kerana mulut adalah senjata yang sangat tajam, mulut bisa menyakiti, bisa membunuh, bisa menggoda, dan banyak hal lainnya yang tidak menyenangkan. Sehingga ingatlah bicara sesedikit mungkin tapi lihat dan dengarlah sebanyak-banyaknya.

Kita lahir hanya dengan 1 hati jauh di dalam diri kita. Mengingatkan kita pada penghargaan dan pemberian cinta diharapkan berasal dari hati kita yang paling dalam. Belajar untuk mencintai dan menikmati betapa kita dicintai tapi jangan pernah mengharapkan orang lain untuk mencintai kita seperti kita mencintai dia.

Berilah cinta tanpa meminta balasan dan kita akan menemui cinta yang jauh lebih indah.

Yang memimpin wanita bukan akalnya, melainkan hatinya.

Pengecut mati banyak kali sebelum kematiannya. Yang berani mati hanya sekali.

Amat mudah untuk memadamkan api yang sedang marak, tetapi sukar untuk meredakan api kemarahan dalam diri.

Kata-kata itu sebenarnya tidak mempunyai makna untuk menjelaskan perasaan. Manusia boleh membentuk seribu kata-kata, seribu bahasa.Tapi kata-kata bukan bukti unggulnya perasaan

Sahabat terbaik adalah dia yang dapat duduk berayun-ayun di beranda bersamamu, tanpa mengucapkan sepatah katapun , dan kemudian kamu meninggalkannya dengan perasaan telah bercakap-cakap lama dengannya.

Lombong emas dalam diri kamu adalah fikiran kamu. Kamu dapat menggalinya sedalam-dalamnya dan sepuas-puas yang kamu inginkan -Abdullah Mansur M.H

Mahkota kemanusiaan ialah rendah hati.

Setiap jiwa yang dilahirkan telah tertanam dengan benih untuk mencapai keunggulan hidup. Tetapi benih itu tidak akan tumbuh seandainya tidak dibajai dengan keberanian

Sahabat yang tidak jujur ibarat dapur yang berhampiran. Jikalau pun kamu tidak terkena jelaganya sudah pasti akan terkena asapnya.

Kalau kita dapat membuka dan menutup telinga dengan mudah sebagaimana membuka dan menutup mata, pasti kita akan terhindar dari mendengarkan banyak kebatilan.

Jika keadilan ditegakkan, keberanian tidak diperlukan lagi.

Tiada siapa yang paling pandai dan paling bodoh di dunia ini kerana setiap yang pandai itu boleh menjadi bodoh dan setiap yang bodoh itu boleh menjadi pandai

Akal itu menteri yang menasihati, Hati itu ialah raja yang menentukan, Harta itu satu tamu yang akan berangkat, kesenangan itu satu masa yang ditinggalkan

Barangsiapa memusuhi orang yang di bawahnya, hilang kewibawaannya.

Hidup biarlah berbakti, walaupun tidak dipuji

Seorang boleh menipu seseorang sekali-sekala tetapi orang yang sama tidak boleh menipu semua orang pada masa yang sama

Keikhlasan itu umpama seekor semut hitam di atas batu yang hitam di malam yang amat kelam. Ianya wujud tapi amat sukar dilihat.

Kamu dapat mengenal lebih banyak tentang diri seseorang itu dari adab dan pertanyaannya, bukan dari jawapan-jawapannya -Voltaire

Setiap orang dapat mencapai kejayaan dalam hal apa saja, asalkan ia sangat menyukai pekerjaan yang dilakukan.

Hari ini bila ia datang, jangan biarkan ia berlalu pergi. Esok kalau ia masih bertandang, jangan harap ia akan datang kembali

Lebih baik tidur dengan perut yang lapar daripada bangun tidur dengan banyak hutang -Anonim

Orang cerdik yang mengenal dunia, terungkap baginya musuh yang berbaju kawan.

Pengumpul harta belum tentu memanfaatkannya, dan yang memanfaatkan harta belum tentu yang mengumpulkannya.

Sesuatu yang baik, belum tentu benar. Sesuatu yang benar, belum tentu baik. Sesuatu yang bagus, belum tentu berharga. Sesuatu yang berharga/berguna, belum tentu bagus.

Jangan abaikan permintaan orang, kalau tidak mahu permintaan kamu diabaikan orang.

Agama menjadi sendi hidup, pengaruh menjadi penjaganya. Kalau tidak bersendi, runtuhlah hidup dan kalau tidak berpenjaga, binasalah hayat. Orang yang terhormat itu kehormatannya sendiri melarangnya berbuat jahat. -Pepatah Arab

Barangsiapa membawa berita tentang orang lain kepadamu, maka dia akan membawa berita tentang dirimu kepada orang lain.

Nikmat itu kadang-kadang tidak disedari, hanya apabila ia telah hilang barulah manusia benar-benar terasa

Emas diuji dengan api, wanita diuji dengan emas dan lelaki diuji dengan wanita.

Orang yang berbohong itu sentiasa ingin melarikan diri sedangkan tiada seorang pun yang mengejarnya namun orang yang benar itu berani seperti singa -Goethe

Mengetahui sesuatu dan memahami segala sesuatu adalah lebih baik daripada mengetahui segala sesuatu, tetapi tidak memahami sesuatu.

Kawan sejati ialah orang yang mencintaimu meskipun telah mengenalmu dengan sebenar-benarnya iaitu baik dan burukmu.

Sabar adalah jalan keluar bagi orang yang tidak bisa menemukan jalan keluar.

Kepala yang tidak mempunyai fikiran sama halnya dengan sesebuah benteng yang tidak dibela -Napoleon Bonaparte

Jika dunia ini persinggahan, mengapa tidak kita banyakkan bekalan untuk meneruskan perjalanan? Kerana kita cuma ada satu persinggahan.

Apabila bicara itu perak, diam adalah emas.

Jagalah dirimu baik-baik, usahakanlah kemuliaannya, kerana engkau dipandang manusia bukan kerana rupa tetapi kesempurnaan budi dan adab -Nabi SAW

Setiap yang kita lakukan biarlah jujur kerana kejujuran itu telalu penting dalam sebuah kehidupan. Tanpa kejujuran hidup sentiasa menjadi mainan orang.

Menghairankan sekali, orang yang mencuci wajahnya berkali-kali dalam sehari, tetapi tidak mencuci hatinya walaupun sekali setahun.

Barangsiapa menyebarluaskan berita-berita kekejian yang didengarnya, maka dia seperti pelakunya.

Keikhlasan mempunyai kilauan dan sinar, meskipun ribuan mata tidak melihatnya.

Jangan tertarik kepada seseorang kerna parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya kerna kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, kerna hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah.

Jangan memberi makanan kepada orang lain yang anda sendiri tidak suka memakannya.

Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita miliki sampai kita kehilangannya, tetapi sungguh benar pula bahawa kita tidak tahu apa yang belum pernah kita miliki sampai kita mendapatkannya.

Musibah dalam harta lebih ringan daripada musibah dalam kehormatan.

Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika bertemu seseorang yang sangat bererti dan mendapati pada akhirnya bahawa tidak demikian adanya dan harus melepaskannya pergi.

Beritahukan kepadaku apa bacaan-bacaanmu, nescaya aku akan beritahu siapa diri kamu ini.

Masa depan yang cerah selalu tergantung pada masa lalu yang dilupakan. Kita tidak dapat meneruskan hidup dengan baik jika tidak dapat melupakan kegagalan dan sakit hati di masa lalu.

Hidup tanpa pegangan ibarat buih-buih sabun. Bila-bila masa ia akan pecah.

Keutamaan akal ialah hikmah kebijaksanaan, dan keutamaan hati ialah keberanian.

Barangsiapa yang hari ini sama dengan kelmarin, maka tertipulah dia, dan barangsiapa hari ini lebih jahat dari kelmarin, maka terkutuklah dia.

Kesempatan yang kecil seringkali merupakan permulaan daripada usaha yang besar.

Agama tidak pernah mengecewakan manusia. Tetapi manusia yang selalu mengecewakan agama.

Tidak lurus keimanan seseorang kecuali jika hatinya lurus, dan tidak lurus hati seseorang kecuali jika lurus lidahnya

Sesiapa yang tidak berfikir panjang, kesusahan telah bersedia di mukanya -Khong Hu Cu

Orang bijaksana tidak sesekali duduk meratapi kegagalannya, tapi dengan lapang hati mencari jalan bagaimana memulihkan kembali kerugian yang dideritainya.

Yang telah berlalu biarkan ia berlalu, yang mendatang hadapi dengan cemerlang.

Jangan menyalakan api untuk membakar musuh anda sedemikian panas, sehingga anda sendiri hangus kerananya.

Bukti akal fikiran seseorang ialah perbuatannya, dan bukti ilmunya ialah ucapannya.

Berdiam diri adalah unsur terbesar untuk membentuk perkara-perkara besar.

Pandanglah segala sesuatu dari kacamata oranglain. Apabila hal itu menyakitkan hatimu, sangat mungkin hal itu menyakitkan hari orang lain pula.


Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan. Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahsia dari masa muda yang abadi. Ambillah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan. Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan. Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan. Ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan. Ambillah waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hati. Ambillah waktu untuk memberi, itu adalah membuat hidup terasa bererti. Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan. Ambillah waktu untuk beramal, itu adalah kunci menuju syurga.

Orang yang hebat bertindak sebelum berkata dan dia berkata selaras dengan tindakannya.

Tidak penting bagimu mengetahui harganya, tetapi penting mengetahui nilainya.

Kehidupan ini dipenuhi dengan seribu macam kemanisan tetapi untuk mencapainya perlu seribu macam pengorbanan

Sekali anda terjatuh, jangan jatuh untuk berkali-kali

Menikmati kehidupan itu adalah lebih baik dari hanya sekadar memerhati kehidupan

Tidak ada insan suci yang tidak mempunyai masa lampau dan tidak ada insan yang berdosa yang tidak mempunyai masa depan.

Orang yang paling mampu menguasai dirinya ialah yang paling mampu menguasai rahsianya.

Tiap-tiap sesuatu, apabila banyak menjadi murah melainkan akal, bertambah banyak lagi berharga

Orang yang mengikuti emosinya, akan kehilangan adabnya.

Sekalipun tidak pernah menjadi kaya-raya, kita masih beruntung tidak juga papa kedana

Manusia tidak merancang untuk gagal, mereka gagal untuk merancang. ~ William J. Siegel

Setiap bunga mawar pasti ada durinya.

Dari kesusahan itu akan diperolehi kesenangan dan kebahagiaan, seperti durian berduri kerana sedap isinya, kulit manggis pahit sebab manis di dalamnya dan bunga ros berduri kerana harum baunya

Jangan sesekali menyalahkan kesilapan diri sendiri kepada orang lain kerana orang yang tidak mengakui kelemahan diri sukar untuk berjaya.

Mungkin diam itu suatu jawapan yang baik atau mungkin pula teguran dan nasihat yang baik.

Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik, mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya.

Barangsiapa menanam, dia yang akan menuai.

Jangan menghina barang yang kecil kerana jarum yang kecil itu kadang-kadang menumpahkan darah.

Fikirkan permusuhan kita akan dimusuhi, fikirkan kebencian, kita akan dibenci. Tetapi sekiranya kita fikirkan kasih maka kita akan dikasihi. Ini adalah undang-undang alam. Kita menjadi seperti apa yang kita fikirkan

Seekor burung di tangan lebih baik daripada sepuluh ekor di atas pohon.

Hidup ini adalah warna-warni yang terlakar pada kanvas, walaupun tidak cantik ia tetap mempunyai sejuta makna

Ada hal-hal yang sangat ingin kamu dengar tetapi tidak akan pernah kamu dengar dari orang yang kamu harapkan untuk mengatakannya. Namun demikian, janganlah menulikan telinga untuk mendengar dari orang yang mengatakannya dengan sepenuh hati.

Jika anda mahu membuat sesuatu, anda akan cari jalan. Jika anda tidak mahu membuat sesuatu, anda akan cari alasan. - Peribahasa Arab

Membalas kebaikan dengan kejahatan adalah perangai yang serendah-rendahnya. Membalas kejahatan dengan kejahatan,bukanlah perikemanusiaan. Membalas kebaikan dengan kebaikan adalah hal biasa. Membalas kejahatan dengan kebaikan adalah cita-cita kemanusiaan yang setingginya. Kita harus sanggup hidup untuk memberi cita-cita itu bertumbuh.

Berkhianat dalam ilmu lebih jahat daripada berkhianat dalam harta.

Sebuah pedang diketahui keampuhannya sesudah memotong.

Kejayaan tidak datang kepada manusia yang leka. - Charles Cahier

Seseorang yang bijak melahirkan kata-kata selalunya disanjung sehingga ia mula bercakap kosong

Permulaan sabar adalah pahit, tetapi manis akhirnya.

Memang amat tinggi letaknya kebahagiaan. Namun kita harus menuju ke sana. Ada orang yang berputus asa berjalan ke arahnya lantaran disangkanya jalan ke sana amat sukar. Padahal mudah, kerana ia dimulai daripada dirinya sendiri -Said Mustafa

Setiap kali tersadung, ingatlah kita tidak mahu terjatuh lagi

Jadikan sebagai aturan hidup untuk melakukan yang terbaik dalam apa jua yang dilakukan, pasti akan menghasil kecemerlangan.

Sebelum memberi nasihat kepada manusia dengan ucapanmu, berilah mereka nasihat dengan perbuatanmu.

Andai hidup punca perpisahan, biarlah mati menyambungnya semula. Namun seandainya mati punca perpisahan, biarlah hidup ini membawa erti yang nyata.

Orang mulia menyalahkan dirinya, orang bodoh menyalahkan orang lain

Kata-kata yang diucapkan sembarangan dapat mewujudkan perselisihan. Kata-kata yang kejam dapat menghancurkan suatu kehidupan. Kata-kata yang diucapkan pada tempatnya dapat meredakan ketegangan. Kata-kata yang penuh cinta dapat menyembuhkan dan memberkati.

Menyimpang seinci, rugi seribu batu. - Peribahasa Cina

Kebanyakan orang membuang banyak masa dan tenaga untuk memikirkan masalah dan bukan cuba untuk menyelesaikannya

Harta yang paling menguntungkan ialah SABAR. Teman yang paling akrab adalah AMAL. Pengawal peribadi yang paling waspada DIAM. Bahasa yang paling manis SENYUM. Dan ibadah yang paling indah tentunya KHUSYUK.

Tiada siapa yang paling pandai dan paling bodoh di dunia ini kerana setiap yang pandai itu boleh menjadi bodoh dan setiap yang bodoh itu boleh menjadi pandai

Apabila kepercayaan telah hilang lenyap, kehormatan telah musnah, maka matilah orang itu -Whittier

Selalu bayangkan diri anda di dalam kasut seseorang. Jika anda rasa ianya menyakitkan, fikirlah ia mungkin menyakitkan orang lain juga

Setiap jiwa yang dilahirkan telah tertanam dengan benih untuk mencapai keunggulan hidup. Tetapi benih itu tidak akan tumbuh seandainya tidak dibajai dengan keberanian

Kecemerlangan sebenar adalah apabila anda dihentam sehingga bertekuk lutut, tetapi mampu melantun kembali.

Wanita yang cantik tanpa peribadi yang mulia ,umpama kaca mata yang bersinar-bersinar, tetapi tidak melihat apa-apa

Jangan sekali-kali kita meremehkan sesuatu perbuatan baik walaupun hanya sekadar senyuman.

Anda bukan apa yang anda fikirkan tentang anda, tetapi apa yang anda fikirkan itulah anda

Hidup tak selalunya indah tapi yang indah itu tetap hidup dalam kenangan.

Biarpun jalan itu panjang, kita akan merintisnya perlahan-lahan.

Dalam kerendahan hati ada ketinggian budi. Dalam kemiskinan harta ada kekayaan jiwa. Dalam kesempitan hidup ada kekuasaan ilmu.

Kurang semangat mengakibatkan lebih banyak kegagalan berbanding kurangnya kebijaksanaan atau kemahiran.
~ Flower A. Newhouse

Kebenaran itu pabila dijemur di bawah cahaya mentari, ia tidak akan lekang-lekang. Biarpun ditinggalkan dalam hujan lebat, ia tidak akan busuk.

Tawadhu ialah bila setiap kali seseorang berjumpa dengan seorang muslim, ia menyangka bahwa orang itu lebih baik daripada dirinya.

Sebaik-baik orang yang diberi nasihat ialah penguasa.

Kekuatan itu tidak terbina di atas bilangan yang ramai, tetapi kekuatan itu terbina di atas keyakinan dan optimis seseorang dan keserasian berkumpulan.

Kegagalan dalam kemuliaan lebih baik daripada kejayaan dalam kehinaan.Memberi sedikit dengan ikhlas pula lebih mulia dari memberi dengan banyak tapi diiringi dengan riak.

Berfikir sejenak, merenung masa lalu adalah permulaan yang baik untuk bertindak

Kata-kata yang lembut dapat melembutkan hati yang lebih keras dari batu. Tetapi kata-kata yang kasar dapat mengasarkan hati yang lunak seperti sutera.

Seburuk-buruk buta adalah buta hati.

Lidah yang panjangnya tiga inci boleh membunuh manusia yang tingginya enam kaki.

Sebuah kebenaran kadangkala mengandungi kesilapan.

Kalau rumahmu dari kaca, janganlah melempari orang lain dengan batu.

Nilai hidup harus diukur dengan garis yang lebih mulia, iaitu kerja dan bukannya usia. ~Richard Brinsley Sheridan

Nafsu mengatakan perempuan itu cantik atas dasar rupanya. Akal mengatakan perempuan itu cantik atas dasar ilmu dan kepintarannya. Dan hati mengatakan perempuan itu cantik atas dasar akhlaknya.

Berita tidak selalu sama dengan kenyataan.

Seseorang yang melakukan kesalahan dan tidak membetulkannya telah melakukan satu kesalahan lagi. ~ Confucius

Memulai belajar sejak kecil seperti memahat di atas batu dan memulainya sesudah tua seperti menulis di air.

Hidup memerlukan pengorbananan. Pengorbanan memerlukan perjuangan. Perjuangan memerlukan ketabahan. Ketabahan memerlukan keyakinan. Keyakinan pula menentukan kejayaan. Kejayaan pula akan menentukan kebahagiaan.

Kekayaan boleh mengaburkan jalan yang jujur

Harta akan habis digunakan tanpa ilmu tetapi sebaliknya ilmu akan berkembang jika ianya digunakan.

Kekayaan bukanlah satu dosa dan kecantikan bukanlah satu kesalahan. Oleh itu jika anda memiliki kedua-duanya janganlah anda lupa pada Yang Maha Berkuasa.

Sampan tidak akan dapat belayar di padang pasir betapa pun jua empuknya pasir itu ~Pepatah Arab

Perjalanan seribu batu bermula dari satu langkah.~ Lao Tze

Awal mula pohon ialah benih.

Kalaulah anda tidak mampu untuk menggembirakan orang lain, janganlah pula anda menambah dukanya.

Orang yang mengetahui harga dirinya tidak akan binasa.

Mengapa manusia gemar mencetuskan pertelingkahan sedangkan manusia itu sendiri dilahirkan dari sebuah kemesraan.

Kita sentiasa muda untuk melakukan dosa tetapi tidak pernah tua untuk bertaubat.

Gantungkan azam dan semangatmu setinggi bintang di langit dan rendahkan hatimu serendah mutiara di lautan.

Setiap mata yang tertutup belum bererti ia tidur. Setiap mata terbuka belum bererti ia melihat.

Saya percaya, esok sudah tidak boleh mengubah apa yang berlaku hari ini, tetapi hari ini masih boleh mengubah apa yang akan terjadi pada hari esok.

Menulis sepuluh jilid buku mengenai falsafah lebih mudah daripada melaksanakan sepotong pesanan.

Kegembiraan ibarat semburan pewangi, pabila kita memakainya semua akan dapat merasa keharumannya. Oleh itu berikanlah walau secebis kegembiraan yang anda miliki itu kepada teman anda.

Esok pasti ada tetapi esok belum pasti untuk kita. Beringat-ingatlah untuk menghadapi esok yang pastikan mendatang.

Reaksi emosi jangan dituruti kerana implikasinya tidak seperti yang diimaginasi.

Jangan dipaksa anak berbuat kebaikan, jikalau orang tuanya tidak pernah menyembah Tuhannya

Sahabat yang beriman ibarat mentari yang menyinar.

Lazatnya memberi maaf lebih baik daripada lazatnya membalas dendam.

Orang yang bahagia itu akan selalu menyediakan waktu untuk membaca kerana membaca itu sumber hikmah menyediakan waktu tertawa kerana tertawa itu muziknya jiwa, menyediakan waktu untuk berfikir kerana berfikir itu pokok kemajuan, menyediakan waktu untuk beramal kerana beramal itu pangkal kejayaan, menyediakan waktu untuk bersenda kerana bersenda itu akan membuat muda selalu dan menyediakan waktu beribadat kerana beribadat itu adalah ibu dari segala ketenangan jiwa.

Masa depan itu dibeli oleh masa sekarang.~ Samuel Johnson

Seseorang yang jujur diterima ucapannya oleh musuh.

Kadangkala menyembunyikan sesuatu perkara dari pengetahuan orang lain lebih baik dari jika diberitahu pun tidak dihiraukan.

Penglihatan itu sebagai panah iblis yang berbisa, maka siapa yang mengelakkannya kerana takut padaKu, maka Aku akan menggantikannya dengan iman yang dirasakan manisnya dalam hati…

Harta yang didatangkan oleh angin akan terbawa pergi oleh taufan.

Kekecewaan mengajar kita erti kehidupan.Teruskan perjuangan kita walaupun terpaksa menghadapi rintangan demi rintangan dalam hidup

Kebaikan seorang pemimpin adalah lebih baik daripada kebaikan zaman.

Kemarahan tidak boleh berumur panjang di dada seorang yang berhati baik, kebaikan tidak boleh berakar di hati seseorang yang berdasar buruk.

Kemaafan mungkin amat berat untuk diberikan kepada orang yang pernah melukai hati kita. Tetapi hanya dengan memberi kemaafan sahajalah kita akan dapat mengubati hati yang telah terluka. Kemaafan yang diberi secara ikhlas umpama pisau bedah yang boleh membuang segala parut luka emosi

Segala hal yang lahir akan mati, tetapi cahaya kehidupan yang dipancarkan akan selalu bersinar buat selamanya.

Hidup ini ibarat meniti seutas tali, kadang kala kita jatuh sakit dan terluka, dan itulah yang kita rasai saat ini.

Dua orang bersaudara ibarat dua buah tangan, yang satu membersihkan yang lainnya.

Manusia tak akan tahu semua perkara, justeru tahu banyak perkara lebih baik dari tidak suka mengambil tahu walaupun satu perkara

Orang yang meminta-minta kepada Tuhan tidak akan kecewa.

Jika kejahatan di balas kejahatan, maka itu adalah dendam. Jika kebaikan dibalas kebaikan itu adalah perkara biasa. Jika kebaikan dibalas kejahatan, itu adalah zalim. Tapi jika kejahatan dibalas kebaikan, itu adalah mulia dan terpuji. (La Roche)

Manusia yang tidak berharap untuk menang telah sedia kalah.

Hidup umpama aiskrim. Nikmatilah ia sebelum cair.

Kita mesti pastikan hari ini adalah milik kita kerana kita belum pasti adakah hari esok kita masih diberi peluang.

Hidup tidak boleh berpandukan perasaan hati yg kadangkala boleh menjahanamkan diri sendiri. Perkara utama harus kita fikirkan ialah menerimasesuatu atau membuat sesuatu dgn baik berlandaskan kenyataan.

Selalu bayangkan diri anda di dalam kasut seseorang. Jika anda rasa ianya menyakitkan, fikirlah ia mungkin menyakitkan orang lain juga

Nilai manusia adalah semahal nilai matlamatnya. ~ Marcus Aurelius

Kasihkan manusia lepaskan dia kepada pilihan dan keputusannya kerana di situ tanda kita gembira melihat insan yang kita sayangi beroleh bahagia

Orang yang berkhianat selalu terhina.

Kebahagiaan adalah haruman yang tidak boleh kamu semburkan kepada orang lain tanpa kamu sendiri mendapat beberapa titisan daripadanya ~ Emerson

Orang yang berani tidak akan membabi-buta melompat masuk ke dalam jurang, melainkan masuk dengan perlahan-lahan dan dengan mata yang terbuka setelah mengukur dalamnya -Stahl P.J

Hari yang mendatang tidak akan memberikan sebarang makna jika kegagalan semalam tidak dijadikan teladan.

Hidup adalah gabungan antara bahagia dan derita. Ia adalah menguji keteguhan iman seseorang. Malangnya bagi mereka yg hanya mengikut kehendak hati tidak sanggup menerima penderitaan. ( Harieta Wahab)

Kegagalan ialah satu-satunya yang dapat diraih tanpa pengerahan tenaga sedikit pun.

Sekiranya seorang manusia dipanggil sebagai seorang penyapu sampah, dia harus menyapu sama sepertimana
Michelangelo melukis atau Beethoven memainkan muziknya, ataupun Shakespeare menulis puisinya. Dia harus menyapu dengan begitu baik sekali sehingga semua yang terdapat di syurga dan dunia akan berhenti dan berkata disinilah tempat tinggal seorang penyapu sampah yang paling hebat, yang telah melakukan kerjanya dengan baik sekali.

Cara terbaik menghukum orang yang telah melakukan kesalahan terhadap kita ialah dengan berbuat baik kepadanya.

Orang yang cekal dan mempunyai keyakinan diri yang tinggi, tidak pernah merasa terancam dengan perkataan atau perbuatan yang remeh dan tidak disengajakan. Sebaliknya mereka akan menumpukan perhatian ke arah mencapai matlamatnya

Batu yang bergerak tidak bisa ditumbuhi tanaman.

Berbahagialah orang yang dapat menjadi tuan untuk dirinya, menjadi pemandu untuk nafsunya dan menjadi kapten untuk bahtera hidupnya ~ Saidina Ali

Jika kamu berhasrat untuk berjaya, jangan hanya memandang ke tangga tetapi belajarlah untuk menaiki tangga tersebut.

Ada dua cara seseorang itu tidak boleh berjaya iaitu orang yang hanya mengerjakan apa yang disuruh dan orang yang tidak mahu mengerjakan apa yang disuruh.

Tidak ada manusia yang hidup untuk gagal, tetapi tidak merancang adalah merancang untuk gagal.

Apabila kepercayaan telah hilang lenyap, kehormatan telah musnah, maka matilah orang itu.. ~Whittier

Keberanian yang sebenar ibarat layang-layang. Sentakan angin yang menentangnya bukan melemparkannya ke bawah, sebaliknya menaikkannya -John Petitsenn

Usah sangka kereta jenama paling mahal tidak memberikan masalah. Ada kalanya meragam juga. Usah sangka orang yang serba kekurangan itu tidak membahagiakan, ada kalanya dia lebih mengerti

Kesusahan dan kesulitan adalah laksana musim dingin, basah dan lembab, tidak disukai insan. tetapi sesudah musim sejuk itulah tumbuh bunga-bunga yang harum dan buah-buahan yang subur.

Seekor singa yang ganas lebih mudah ditentang daripada seorang pemerintah yang kejam, dan pemerintah yang kejam lebih mudah dihadapi daripada angkara fitnah yang berkekalan.

Tiada manusia yang berjaya dalam semua yang dilakukannya dan kewujudan kita ini sebenarnya mesti menempuh kegagalan. Yang penting ialah kita tidak menjadi lemah semasa kegagalan itu terjadi dan kekalkan usaha hingga ke akhir hayat. - Joseph Conrad

Usah sangka apa yang belum kita miliki janji pada kebahagiaan kita. Ada kalanya setelah kita miliki itulah punca masalah kita. Jangan sangka semua yang cerah kekal cerah sampai bila-bila, ada kalanya menjadi hitam dan menyusahkan

Selalu kita menyangka yang di tangan orang indah dan menawan; apa yang di tangan sendiri sentiasa kedam. Selalu kita meletakkan impian yang muluk-muluk pada kepunyaan orang sedangkan orang turut terliur dengan apa yang kita miliki

Reputasi anda ialah apa yang orang lain fikirkan tentang diri anda; sikap peribadi anda ialah tingkah laku anda.

Jangan mudah membuang, tambah-tambah lagi jika ia bukan barang tapi orang

Sifat peribadi yang kukuh adalah aset kita yang paling hebat kerana ia kuasa yang membolehkan kita berhadapan dengan kecemasan.

Apa yang anda fikirkan mengenai diri anda, akan mempengaruhi diri anda sendiri.

Sesetengah orang menggunakan jam yang murah. Jam seperti ini tidak boleh diharap.

Jangan serahkan sesuatu yang penting seperti sifat peribadi anda kepada nasib.

Antara nasib dan takdir adalah suatu yang lebih kurang sama. Mereka akan berubah hanya dengan doa kita dan dengan keizinanNya.

Kemahiran dan ilmu semakin diguna semakin banyak.

Setiap hari kita adalah manusia yang berbeza. Semalam kanak-kanak. Hari ini remaja. Dan esok, hari tua. Semuanya menjadikan kita dan masa sungguh bermakna…

Jaga-jagalah bergurau, kerana ia membawa kepada keburukan dan menimbulkan rasa dendam.

Hidup memerlukan pengorbanan. pengorbanan memerlukan perjuangan. perjuangan memerlukan ketabahan. ketabahan memerlukan keyakinan. keyakinan pula menentukan kejayaan. kejayaan pula akan menentukan kebahagiaan.

Jika anda menyayangi seseorang itu kerana Allah, maka janganlah bertengkar dan berbalah dengannya, janganlah menanyakan sesiapa tentangnya, kerana orang yang ditanya itu mungkin memberitahu anda perkara yang mengelirukan yang boleh menghalang perhubungan anda dengan orang itu.

Perbezaan antara orang yang berjaya dengan orang yang gagal terletak pada rohaninya. apa yang dapat difikirkan menentukan apa yang akan dicapai.

Bukti yang paling jelas tentang ketajaman akal fikiran seseorang ialah apabila ia dapat mempernyatakan apa yang ia mahu dengan secara ringkas.

Orang yang terakhir tertawanya, tentu lebih banyak tertawa.

Berfikir secara rasional tanpa dipengaruhi oleh naluri atau emosi merupakan satu cara menyelesaikan masalah yg paling berkesan

Apakah diharapkan hujan tanpa awan.

Sesiapa yang tidak pernah merasai kepahitan tidak akan mengenal kemanisan.

Dunia ini ibarat pentas. Kita adalah pelakonnya. Maka berlumba-lumbalah beramal supaya hidup bahagia di dunia dan akhirat.

Selemah-lemah manusia ialah orang yg tak boleh mencari sahabat dan orang yang lebih lemah dari itu ialah orang yg mensia-siakan sahabat yg telah dicari ( Saidina Ali)

Sahabat yang setia bagai pewangi yang mengharumkan. Sahabat sejati menjadi pendorong impian. Sahabat berhati mulia membawa kita ke jalan Allah.

Jadilah cahaya suram yang kekal abadi sinarannya dan elakkan daripada menjadi cahaya terang yang bersifat seketika cuma.

Cakap sahabat yang jujur lebih besar harganya daripada harta benda yg diwarisi dari nenek moyang (Saidina Ali)

Air mata wanita adalah senjata yang membuahkan kemenangan.

Berfikir itu cahaya, kelalaian itu kegelapan, kejahilan itu kesesatan dan manusia yang paling hina ialah orang yang menganiaya orang bawahannya.

Kepapaan membuat seseorang yang petah bercakap menjadi pendiam dan menyebabkan seseorang yang bijak menjadi bodoh.

Ingatlah, sabar itu iman, duit bukan kawan, dunia hanya pinjaman dan mati tak berteman..

Kaya jiwa lebih baik daripada kaya harta.

Lidahmu adalah bentengmu, jika engkau menjaganya maka ia akan menjagamu, dan jika engkau membiarkannya maka ia tidak akan mempedulikanmu

Jangan sesekali menggadai prinsip, demi untuk mendapat dunia yang mengiurkan

Orang yg paling berkuasa adalah orang yg dapat menguasai dirinya sendiri

Setiap manusia adalah arkitek kehidupannya sendiri. Dia membinanya seperti mana yang dikehendakinya namun
selepas dia membina apa yang dikehendakinya, kadang kala dia mendapati bahawa dia tidak menyukai apa yang
telah dibinanya dan mencari seseorang atau sesuatu untuk dipersalahkan daripada mencuba untuk menukar dirinya sendiri.

Jangan lakukan semua yang kamu ketahui, jangan berbelanja semua yang kamu miliki, jangan percaya semua yang kamu dengar dan jangan memberitahu semua yang kamu dengar.

Seseorang menganggap sekatan sebagai batu penghalang, Sedangkan orang lain menganggapnya sebagai batu lonjatan.

Kalau kita melakukan semua yang kita upaya lakukan, sesungguhnya kita akan terkejut dengan hasilnya.

Kita selalu lupa atau jarang ingat apa yang kita miliki, tetapi kita sering kali ingat apa yang orang lain ada.

Apa yang diperolehi dalam hidup ini, adalah sepenuhnya daripada apa yang kita berikan padanya.

Semulia-mulia manusia ialah siapa yang mempunyai adab, merendahkan diri ketika berkedudukan tinggi,
memaafkan ketika berdaya membalas dan bersikap adil ketika kuat ~ Khalifah Abdul Malik bin Marwan

Adalah tidak mustahil orang yang paling kita benci sekarang adalah kawan karib kita suatu waktu dahulu.

Jika kita melakukan sesuatu dengan keikhlasan, nescaya ganjaran yang kita terima juga setanding dengan apa yang kita usahakan.

Dalam kepala kaum wanita ada kekurangan, tetapi dalam hati mereka ada kelebihan.

Gerobak kosong lebih banyak bisingnya (suara ributnya) daripada gerobak yang penuh muatan.

Sekiranya anda meletakan satu nilai kecil ke atas diri anda sendiri, ketahuilah bahawa dunia tidak akan meningkatkan harga anda itu

Kalau tidak kerana semalam kita telah berusaha, bersungguh, bersabar dan berdoa, belum tentu hari ini kita akan berada di sini

Fikirkan hal-hal yang paling hebat,Dan engkau akan menjadi terhebat. Tetapkan akal pada hal tertinggi, Dan engkau akan mencapai yang tertinggi.

Dunia ini tiada jaminan melainkan satu peluang.

Kehidupan kita di dunia ini tidak menjanjikan satu jaminan yang berkekalan. Apa yang ada hanyalah percubaan, cabaran dan pelbagai peluang. Jaminan yang kekal abadi hanya dapat ditemui apabila kita kembali semula kepada Ilahi.

Pemimpin yang berjaya ialah orang yang boleh mengawal komunikasi dengan orang yang lebih atas daripadanya
dan boleh mengawal komunikasi dengan orang yang lebih bawah daripadanya.

Kebijaksanaan menjanjikan kejayaan dan kebahagiaan tetapi jika disalahgunakan akan mewujudkan penderitaan

Didiklah anak-anakmu itu berlainan dengan keadaan kamu sekarang kerana mereka telah dijadikan Tuhan untuk zaman yang bukan zaman engkau -Saidina Umar Al-Khattab

Diam adalah suatu hikmah, tetapi sedikit sekali pelakunya.

Adab dan akhlak adalah ibarat pokok dan kemasyhuran adalah seperti bayang-bayang. Tetapi malangnya, kebiasaan orang lebih melihat bayang-bayang daripada pokoknya.

Kata kata yang sering diucap biarlah selari dengan apa yang dirasakan kerna selalunya apa yang terungkap tidak sama seperti apa yang diungkap

Lebih baik menjadi pendengar yang bijak daripada menjadi pemerhati yang kaku dan tidak tahu apa-apa.

Rahsia kejayaan hidup adalah persediaan manusia untuk menyambut kesempatan yang menjelma.

Anda tidak boleh mencipta pengalaman. Anda mesti menghadapinya.~ Albert Camus

Harta tidak akan berkurang kerana sedekah dan melakukan amal.

Sahabat sejati umpama pohon rendang tempat kita berteduh.

Manusia biasanya lebih menghargai sesuatu yang sukar diperoleh tetapi sering melupakan nikmat yang telah tersedia.

Kekuatan tidak datang dari kemampuan fizikal,tetapi ianya datang dari semangat yang tidak pernah mengalah.

Mengetahui perkara yang betul tidak memadai dan bermakna jika tidak melakukan perkara yang betul.

Kecemerlangan adalah hasil daripada sikap yang ingin sentiasa melakukan yang terbaik.

Manusia tidak perlu dihukum kerana lupa, tetapi manusia perlu dihukum kerana sengaja lupa.

Barangsiapa mempertimbangkan keselamatan dalam tindakannya, maka tenanglah batinnya.

Orang yang berjaya dalam hidup adalah orang yang nampak tujuannya dengan jelas dan menjurus kepadanya tanpa menyimpang. ~ Cecil B. DeMille

Jangan biarkan perahu hanyut tak berpenghuni nanti hanyutnya tidak singgah ke pelabuhan

Ukuran yang paling tinggi tentang adab seseorang itu, ia wajib menaruh perasaan malu akan dirinya terlebih dahulu ~ Aflatun

Jambatan menjadi penghubung antara dua buah kampung, perkahwinan menjadi penghubung antara dua insan dan anak menjadi penghubung antara ibu dan ayah

Tiada manusia yang bergembira sepanjang masa tetapi ianya bukanlah suatu alasan untuk hidup sengsara

Kesempatan yang kecil seringkali merupakan permulaan kepada usaha yang besar.

Menyesal tidak berbicara lebih baik daripada menyesal berbicara.

Sesungguhnya orang yang berakal itu menyembunyikan rahsianya, dan orang yang jahil membuka keaibannya.

Anda akan mempunyai ramai kenalan jika anda meminati mereka dan bukannya cuba membuat mereka meminati anda

Jangan memandang ke bawah (untuk mengetahui kekuatan tanah yang dipijak) sebelum memulakan langkah .Hanya
mereka yang menetapkan pandangan mereka ke arah horizon yang jauh dihadapan sahaja yang akan menemui jalan sebenar.

Jangan mengukur kebijaksanaan seseorang hanya kerana kepandaiannya berkata-kata tetapi juga perlu dinilai buah fikiran serta tingkah lakunya.

Sesungguhnya apa yang kita lihat serupa sebenarnya tidak semestinya sama.

Akhlak yang buruk itu ibarat tembikar yang pecah. Tidak dapat dilekatkan lagi dan tidak dapat dikembalikan menjadi tanah -Wahab B Munabin

Sahabat sejati dan setia adalah lebih bernilai dari semua emas di dunia ini.

Peperangan hanya boleh menjanjikan kemenangan selepas kemusnahan dan kematian.

Adalah mudah menukarkan status seorang sahabat menjadi kekasih daripada (bekas) kekasih menjadi sahabat.

Bangsa penakut tidak boleh merdeka dan tidak berhak merdeka. Ketakutan adalah penasihat yang sangat curang untuk kemerdekaan ~Andre Colin

Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai sesuatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa merdeka -Soekarno

Semiskin-miskin orang ialah orang yang kekurangan adab dan budi pekerti ~Hukama

Ciri orang yang beradab ialah dia sangat rajin dan suka belajar, dia tidak malu belajar daripada orang yang berkedudukan lebih rendah darinya ~ Confucius

Jangan tanya apa yang dibuat oleh negara untukmu, tapi tanyalah apa yang boleh kamu buat untuk negara -Abraham Lincoln

Jangan mengharapkan kebaikan dari orang yang tidak mengharapkan kebaikan dari kamu.

Hidup biar beradab, bukan hidup untuk biadap -Al-Ghazali Bayruni

Rakyat itu akar bangsa. Jika akarnya sihat, pokoknya pun sihat -Beng Tju

Agama tanpa ilmu adalah buta. Ilmu tanpa agama adalah lumpuh -Albert Einstein

Teman manusia yang sebenar ialah akal dan musuhnya yang celaka ialah jahil

Memohon doa kepada Tuhan adalah laksana samudera yang dapat mencapai setiap sudut pantai keperluan hidup manusia

Sesuatu khayalan kadang-kadang menjadi realiti

Jika manusia masih tetap jahat dengan adanya agama, bagaimana lagi jika tiada agama? ~ Benjamin Franklin

Jika kamu mendapat kesusahan, ingatlah menyimpan kesabaran ~ Horatius

Menghitung orang-orang gila di suatu negeri lebih sulit daripada menghitung orang-orang yang berakal.

Orang yang paling tidak bahagia ialah mereka yang paling takut pada perubahan ~ Mognon Me Lauhlin

Nilai hidup harus diukur dengan garis yang lebih mulia, iaitu kerja dan bukannya usia. ~Richard Brinsley Sheridan

Kecantikan hanya sedalam kulit, tetapi masuk ke dalam tulang ~ Pepatah inggeris

Kita patut berkorban supaya orang lain juga merasai kemanisan hidup.

Keruntuhan keluarga telah melahirkan generasi yang lemah ~ Rahmohan Ghandi

Rahsia untuk berjaya ialah menghormati orang lain

Ikhlaslah menjadi diri sendiri agar hidup penuh dengan ketenangan dan keamanan

Kecemerlangan sebenar adalah apabila kamu dihentam sehingga bertekuk lutut, tetapi mampu melantun kembali.

Di sebalik keindahan rumah tersergam, disebalik senyum dan tawa, seseorang insan itu mungkin dilanda kepahitan dan kekecewaan yang tidak diketahui orang lain.
»»  read more